
Ketua Umum APJI, Rahayu Setiowati, mengatakan sebagai langkah awal pihaknya akan menjajaki pasar Brunei Darussalam di bulan depan dan mengikuti expo pameran di Hong Kong pada tahun 2015. Di sana APJI akan memperkenalkan jasa boga Indonesia dan warisan kuliner Indonesia. “Target lainnya di Asia Pasifik seperti Thailand dan Vietnam. Sekarang pokoknya Asia Pasifik dulu, baru nanti ke wilayah lainnya,” kata Rahayu, disela-sela konferensi pers jelang rapat kerja nasional APJI bertema Menciptakan Profesionalisme Pengusaha Jasa Boga untuk Berdaya Saing Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Selasa (21/10).
Ia menambahkan produsen Indonesia pun sudah ada yang mengekspor produknya ke berbagai negara, diantaranya produsen makananan ringan dan makanan tradisional yang dikemas dalam kaleng, seperti rendang. Untuk meningkatkan kompetensi perusahaan jasa boga, lanjutnya, APJI akan mendorong anggotanya untuk memiliki sertifikat manajemen mutu, sanitasi dan sertifikat halal. “Kami akan mendampingi proses perusahaan jasa boga di Indonesia untuk go international,” cetus Rahayu. Baca Juga: Asosiasi Jasa Boga Targetkan Sertifikasi Halal 100%
Tidak hanya soal sertifikasi, tetapi juga peningkatan grade skala usaha perusahaan jasa boga. Setidaknya saat ini baru ada 10 persen perusahaan jasa boga yang masuk dalam kategori besar, sedangkan sisanya di menengah bawah. “Karena itu kami akan terus mendorong perusahaan jasa boga ini untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi agar bisa terus meningkat,” ujar Rahayu. Selain mendampingi perusahaan jasa boga, tambah Rahayu, pihaknya juga akan memayungi usaha kecil dan menengah yang bergerak di jasa boga.
Potensi dan peluang jasa boga di Indonesia sendiri cukup besar. Di kawasan Jabodetabek saja satu perusahaan katering bisa memperoleh omset mencapai Rp 1,5 miliar per bulan. Setidaknya ada 800 perusahaan katering di Jabodetabek. Dengan demikian, omset per bulan total sebesar Rp 1,2 triliun. Anggota APJI yang terdaftar di seluruh Indonesia sekitar 5000 perusahaan.

