Keuangan mikro syariah ala Indonesia Baitul Maal waaTamwil (BMT) mengundang daya tarik ketika dipresentasikan di Kuala Lumpur Islamic Finance Forum (KLIFF) ke 11, Malaysia (12/11).

Kehadiran BMT berperan penting untuk menyejahterakan keluarga miskin. “BMT merupakan sebuah bentuk social enterprise dan didirikan untuk memberantas kemiskinan”, ujar Jamil Abbas, General Manager PBMT Social Ventures seperti dikutip dalam siaran Pers Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) yang diterima MySharing (17/11).
Jamil menggambarkan, BMT Indonesia menjadi hal yang diminati negara lain pada acara tersebut. Hal ini bisa dilihat dari respon peserta dan hangatnya diskusi yang terbentuk. Dalam dunia keuangan Islam, Indonesia memang sudah dikenal dengan keberadaan institusi Islamic Microfinance yaitu BMT.
Banyak peserta mengagumi komitmen sosial BMT dan “BMT model” yang memungkinkan BMT untuk menjadi sebuah solusi pengentasan kemiskinan yang efektif dan sustainable. “BMT memang dilahirkan untuk memberikan pelayanan finansial kepada kaum yang unbankable dan membantu pengentasan kemiskinan” kata Jamil dalam presentasinya di forum tersebut.
“Bank dan BMT memang memiliki bentuk dan peran yang berbeda sehingga semestinya Bank dan BMT menjalin kerjasama yang harmonis dan saling melengkapi demi terciptanya Islamic Finance yang komprehensif, mampu melayani semua lapisan masyarakat, dan juga mampu mewujudkan fungsi sosialnya”, ujar Jamil. Keberadaan BMT memang mendukung Financial Inclusivity di Indonesia dan nilai sosial dari keuangan Islam.
Jamil menambahkan, perhimpunan lembaga keuangan mikro syariah seperti PBMT (Perhimpunan BMT Indonesia) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan BMT di Indonesia karena kehadiran perhimpunan meningkatkan efisiensi dan produktivitas BMT dan membentuk sinergi antarBMT yang ada.

