Destinasi Favorit Wisatawan Muslim Mulai Bergeser

[sc name="adsensepostbottom"]

Jika pada beberapa tahun lalu destinasi wisata favorit bagi wisatawan muslim adalah Turki, Uni Emirat Arab dan Indonesia, kini mulai beralih ke Jepang, Korea Selatan, Italia, dan Prancis. Pergeseran tersebut tak terlepas dari semakin meningkatnya kesadaran industri pariwisata di beberapa negara untuk lebih mengakomodasi kebutuhan wisatawan muslim.

wisata syariah_0Menurut lembaga konsultan wisata syariah CrescentRating, pengeluaran wisatawan muslim di tahun ini diperkirakan mencapai 140 miliar dolar AS. Seiring dengan kondisi perekonomian yang terus tumbuh dan stabil, serta besarnya populasi muslim dunia, maka diperkirakan pengeluaran wisatawan muslim akan mencapai 200 miliar dolar AS pada 2020.

“Perekonomian negara mayoritas muslim seperti Turki, Indonesia dan Malaysia sedang berkembang, dan kini memiliki pendapatan berlebih yang belum mereka punyai pada 10 tahun atau 15 tahun lalu,” kata Chief Executive Officer CrescentRating, Fazal Bahardeen, dilansir dari Straits Times, Senin (1/12). Baca: Wisata Syariah, Sebaiknya Ke Mana?

Sekitar dua sampai tiga tahun lalu destinasi wisata seperti Italia atau Korea Selatan belum menjadi pilihan utama wisatawan muslim dunia. Hambatan utamanya adalah sulitnya memperoleh makanan halal. Berdasar studi CrescentRating dan DinarStandard pada 2012, makanan halal menjadi hal paling penting bagi wisatawan muslim saat sedang plesir. Kesulitan memperoleh makanan halal ini akhirnya membuat wisatawan muslim menggantungkan diri pada mie instan, roti atau buah, ketika berwisata di negara  minoritas Muslim.

Namun kini kondisinya sudah berbeda. Negara-negara minoritas muslim mulai berbenah diri demi mengakomodasi kebutuhan wisatawan muslim. Setidaknya ada 1,6 miliar jiwa muslim di seluruh dunia, atau sekitar seperempat dari total populasi dunia. Sekitar setengahnya berusia di bawah 25 tahun. Pasar yang masih muda dan potensial di masa mendatang, yang sayang untuk dilewatkan. Baca: Legitnya Pasar Wisata Syariah