Perkotaan Jadi Pasar Utama E-Commerce

[sc name="adsensepostbottom"]

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dimotori oleh konsumsi domestik. Dalam hal e-commerce, masyarakat perkotaan menjadi pasar utama yang menggunakan layanan belanja online itu.

kotaHal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia, Daniel Tumiwa, dalam sesi Demystifying Indonesian E-Commerce di Start Up Asia Jakarta 2014, Kamis (27/11). Menurutnya, pada 2020 Indonesia akan didominasi masyarakat urban. Sumatera dan Sulawesi adalah wilayah selanjutnya dalam perkembangan urban. “Produk bermerek seperti Levis dan Rayban masih jadi tanda tanya di Sumatera, tapi seiring waktu pasar di sana terus berkembang karena adanya desentralisasi dan arus informasi,” kata Daniel.

Ie manambahkan pengguna internet tumbuh 20 persen per tahun dan dalam lima tahun ke depan belanja online di Indonesia akan tumbuh 10 kali lipat antara 3-30 persen. Dalam survei yang dilakukannya sekitar 77 persen pelaku bisnis online mengatakan alasan mereka menjual barang online karena banyak orang yang membeli secara online. “Alasan konsumen membeli online karena merasa lebih nyaman, sebanyak 72 persen karena merasa lebih menghemat waktu belanja,” papar Daniel.

Di sisi lain, ia tidak memungkiri masih adanya kekhawatiran konsumen mengenai belanja online, seperti pencurian data probadi, penipuan atau tidak mendapat produk yang mereka inginkan. “Kenapa tidak sering belanja online? Itu karena mereka kuatir terhadap kualitas produk (42 persen) dan barang tidak sampai,” ujar Daniel.

Kendati demikian, masa depan e-commerce Indonesia diperkirakan tetap cerah. Daniel mengutarakan sekitar 46 persen konsumen yang sudah pernah berbelanja online berminat untuk berbelanja secara online kembali dalam 12 bulan mendatang. Sementara, bagi yang satu dari dua orang non online shopper juga ingin mencoba berbelanja online dalam 12 bulan ke depan.