dirut baru garuda
Arif Wibowo, Dirut baru Garuda pengganti Emirsyah Satar. Foto: NBCnews

Era Baru Garuda, Arif Wibowo Gantikan Emirsyah Satar

[sc name="adsensepostbottom"]

Terjawab sudah pertanyaan tentang siapa pengganti Emirsyah Satar sebagai Dirut Garuda, Arif Wibowo, Dirut Citilink, anak perusahaan Garuda sendiri.

dirut baru garuda
Arif Wibowo, Dirut baru Garuda pengganti Emirsyah Satar. Foto: NBCnews

Hari ini dimulailah era baru Garuda, maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia ini kini memiliki Dirut baru, Arif Wibowo yang diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPSLB) PT Garuda Indonesia Tbk di Cengkareng, Tangerang (12/12).

Arif menggantikan Dirut Garuda yang telah menjabat dua periode sejak 2005, Emirsyah Satar. Di masa mantan bankir inilah Garuda melakukan turn over, bangkit dari keterpurukan sejak krisis ekonomi, 1998 dengan nilai saham hanya USD 1 menjadi USD 1 Miliar di masa kini. Proses turn over yang salah satunya dilakukan dengan memangkas utang Garuda itu lantas dibukukan oleh Emirsyah sendiri dalam bukunya: “From One Dollar to One Million Dollar”. Membawa era baru Garuda dengan melepaskan diri dari lilitan utang.

Mulai 12/12, Arif Wibowo bukan lagi Dirut PT Citilink Indonesia, melainkan Dirut Garuda. Penunjukkan Arif Wibowo oleh para pemegang saham sekaligus menjawab tebak-tebak buah manggis yang berkembang tentang siapa pengganti Emirsyah sejak Emirsyah mengajukan surat pengunduran diri kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pada 11/11.

Sepanjang 11-12/12 berkembang spekulasi siapa pengganti Emirsyah. Beredar tiga nama: Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom), Zulkifli Zaini (Dirut Bank Mandiri), dan Arif Wibowo (Dirut Citilink).

Turn Over Citilink
Turn over juga berhasil dilakukan Arif Wibowo untuk Citilink. Di masa kepemimpinannya Citilink berhasi mengokohkan posisinya di persaingan pasar penerbangan domestik berbiaya murah yang terkenal sangat ketat. Pada Kuartal III 2014, anak usaha Garuda Indonesia ini mendapat laba USD 3,8 Juta, tahun sebelumnya di periode yang sama, Citilink malah rugi USD 5,6 Juta. Malah Garuda sempat berencana menjual Citilink, namun dihentikan ketika akhirnya manajemen Citilink membuktikan mampu memberikan keuntungan.

Menurut paparan kinerja Citilink (23/11), keuntungan Citilink ditopang dari naiknya pendapatan usaha hingga 63% menjadi USD 114,5 Juta. Angka yang naik dari pendapatan sebesar SUD 70,1 Juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penerbangan berjadwal menyumbang pendapatan hingga USD 111,7 Juta dolar dan charter USD 2,7 Juta.

Di periode tersebut, Citilink pun makin diminati penumpang. Sebanyak 2.098.558 penumpang diangkut atau naik 65% persen dibandingkan periode sama, 2013 yang hanya 1.271.963 penumpang.

Alhasil, banyak pengamat menilai Arif Wibowo adalah tokoh penting di balik keberhasilan Citilink. Untuk diketahui, pada 2012 Citilink yang hanya memiliki sembilan pesawat, tahun ini menjadi 28 pesawat. Penambahan jumlah pesawat ini membantu mendongkrak frekuensi pernerbangan Citilink yang pada 2013 hanya 120 penerbangan per hari, menjadi 164 per hari pada September 2014.

Garuda, salah satu maskapai bintang lima dunia yang diakui oleh Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London. Pengakuan ini menempatkan Garuda sejajar dengan penerbangan kelas dunia lainnya, sepertu Cathay Pacific Airways, Singapore Airlines, Asiana Airlines, All Nippon Airways (ANA), Qatar Airways, dan Hainan Airlines.

Pengakuan ini dicapai di masa kepemimpinan Emirsyah Satar, salah satu CEO terbaik Indonesia yang mengantarkan setelah dua periode memimpin membuka era baru Garuda saat ini. Baca juga: Emirsyah dan Utang Garuda