Hanya dua direksi lama yang bertahan di struktur manajemen baru Garuda: Handrito Hardjono (Direktur Keuangan) dan Heriyanto Agung Putra (Direktur SDM dan Umum). Garuda juga berniat mempercepat pelunasan utang untuk berhemat.

Dewan Direksi (Lama)
- Emirsyah Satar (Direktur Utama)
- Handrito Hardjono (Direktur Keuangan)
- Heriyanto Agung Putra (Direktur SDM dan Umum)
- Erik Meijer (Direktur Pemasaran dan Penjualan)
- Judi Rifajantoro (Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan Manajemen Resiko)
- Faik Fahmi (Direktur Layanan)
- Novianto Herupratomo (Direktur Operasi)
- Batara Silaban (Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada)
Dewan Direksi (Baru)
- Arif Wibowo (Direktur Utama)
- Heriyanto Agung Putra (Direktur)
- Novianto Herupratomo (Direktur)
- Iwan Joeniarto (Direktur)
- I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Direktur)
- Handayani (Direktur)
Dewan Komisaris (Lama)
- Bambang Susantono (Komisaris Utama)
- Betti S. Alisjahbana (Komisaris Independen)
- Chris Kanter (Komisaris Independen)
- Peter F. Gontha (Komisaris Independen)
- Wendy Aritenang (Komisaris)
- Isa Rachmatarwata (Komisaris)
Dewan Komisaris (Baru)
- Jusman Syafii Djamal (Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen)
- Hasan M. Soedjono (Komisaris Independen)
- Isa Rachmatarwata (Komisaris)
- Muzaffar Ismail (Komisaris)
- Dony Oskaria (Komisaris)
- Chairal Tanjung (Komisaris)
Manajemen baru Garuda juga telah menetapkan tiga prioritas kerjanya dalam waktu dekat, salah satunya yang terpenting adalah penghematan keuangan. Manajemen menyatakan berencana mengajukan penjadwalan kembali pembayaran utang-utang Garuda yang kian banyak dan beberapa melakukan pelunasan. Namun bukan berarti penerbitan saham baru tahun ini.
Garuda memiliki utang jangka panjang per 30 September 2014 sebesar USD 578,1 Juta atau setara Rp6,93 triliun dari sebelumnya USD 324,6 Juta. Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun mencapai USD 255,64 Juta, dan utang obligasi sebesar USD 162,7 Juta atau setara dengan Rp1,95 Triliun.

