Komunitas Ambon di Jakarta gelar “Nyanyian Rindu Kampung Halaman”di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Thamrin, Jakarta (21/12).

Pertunjukan budaya dan gaya hidup bertajuk Katong Samua Basudara ini digelar sebagai bentuk upaya untuk terus melestarikan kebudayaan dan memperkuat tali persaudaraan antar anggota. Berkolaborasi dengan JFlow dan Angel Pieters, Hahae Community menyuguhkan musik berkualitas khas Ambon dengan suara merdu para penyanyinya.
Selama 60 menit, kelompok yang terdiri dari Viona Paays, Aldisyah Lahuihamallo, Mike Smatenreyd, Dennis Talakua, Reno Tehupeiory, Citra Wattimena, Jason Maitimu, Dennis Nussy, dan Ruth Rumahlewang ini menampilkan lagu-lagu indah dari tanah Maluku yang didukung oleh visual yang ditampilkan dalam tiga buah screen di auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Lagu-lagu Tanase, Angolare, Siomama, Zamrud Khatulistiwa, We Are One, Mande – Mande, Nusaniwe, Maluku Tanah Pusaka, dan Hidop Orang Sudara yang ditampilkan seakan membawa penikmat seni terhanyut dalam keindahan alam dan budaya tanah Maluku.
“Sebagai generasi muda asal Maluku, kami ingin merangkul saudara kami yang berasal dari Maluku atau berdarah Maluku untuk saling berbagi, bergabung dan membuat bangga Maluku lewat menyanyi dan bermain musik sehingga dapat diteladani generasi muda lainnya. Marilah bersama-sama kita membuat bangga daerah asal kita agar masyarakat semakin sadar akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia kita tercinta,” ujar Viona Paays dari Hahae Community.
Kehadiran Jflow dalam pertunjukan ini juga menambah warna tersendiri. Jflow adalah seorang musisi multi talenta dari Indonesia, yang memiliki mimpi besar untuk mengangkat musik & budaya Indonesia ke kancah internasional. Kecintaannya terhadap Indonesia sebagai sebuah negara besar, telah Ia buktikan dengan menghasilkan karya musik, yang salah satunya telah sukses dipakai sebagai theme song untuk Manchester United di Inggris.
“Saya sangat bangga dan cinta kepada tanah yang saya wujudkan dalam beragam lagu yang saya bawakan. Kekayaan musik Indonesia sungguh luar biasa dan saya memiliki komitmen untuk membawa musik Indonesia ke panggung internasional. Penampilan kali ini merupakan persembahan istimewa bagi para pecinta seni musik di Indonesia dan bagi para saudara-saudara asal Maluku yang rindu akan kampung halaman,” ujar JFlow.
Selain bermusik, JFlow juga sangat aktif menyokong gerakan sosial, guna memajukan pendidikan dan tingkat sosial anak bangsa. JFlow juga merupakan penggagas gerakan “+62” (kode Negara untuk Indonesia), sebuah gerakan yang dibuat untuk dapat mengumpulkan, menghubungkan, serta mempromosikan bakat-bakat terbaik dari Indonesia di bidang apapun, supaya dapat tampil dan menjadi terkenal di dunia internasional.
Dari pihak Bakti Budaya Djarum Foundation, Program Director – Renitasari Adrian mengatakan, “Berada jauh dari kampung halaman tentunya menimbulkan rasa rindu akan beragam aktivitas yang biasa dilakukan bersama kerabat. Namun bukan berarti kerinduan akan kampung halaman tidak bisa disalurkan. Bagi kumpulan anak muda asal Maluku yang tergabung dalam Hahae Community ini, berada di perantauan tak menjadi penghalang untuk berkumpul dan melakukan kegiatan yang erat kaitannya dengan musik dan menyanyi, seperti yang biasa mereka lakukan di kampung halaman. Kegiatan ini juga yang mereka tampilkan kepada para penikmat seni hari ini yang membuat kita bangga akan suara indah yang ditampilkan oleh para generasi muda Indonesia ini.”

