Kondisi perekonomian akan sangat mempengaruhi industri asuransi syariah tahun depan.

Sampai September 2014 industri asuransi syariah Indonesia mencatat aset sebesar Rp 20,6 triliun dan kontribusi bruto Rp 6,7 triliun. Sebagai catatan, pada akhir 2013 industri asuransi syariah Indonesia menutup kontribusi bruto sebesar Rp 8,8 triliun. Sampai kuartal tiga 2014, pangsa pasar asuransi syariah dari sisi aset sekitar lima persen dari total aset industri asuransi konvensional yang mencapai Rp 411 triliun.
Dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang masih tinggi, Syakir mengemukakan dirinya pun tidak terlalu optimis terhadap perkembangan industri asuransi syariah di tahun depan. Kecuali ada beberapa faktor pendukung yang dapat mendongkrak pertumbuhan pada 2015. Baca Juga: Ketua AASI Adi Pramana: 2015, Asuransi Syariah Tumbuh 25%
Syakir mengungkapkan faktor pertama adalah jika ada beberapa perusahaan asuransi yang sekarang berencana spin off bisa terlaksana tahun depan. Faktor kedua adalah jika muncul 1-2 perusahaan asuransi syariah full-fledged baru. Syakir menuturkan ada dua perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum full-fledged syariah sedang dalam proses perizinan.
Sementara, faktor lainnya yang bisa menjadi harapan bagi industri asuransi adalah jika perbankan tumbuh signifikan dan adanya bank syariah baru. Rencana Kementerian Keuangan untuk membiayai proyek infrastruktur dengan instrumen sukuk juga dinilai dapat berpengaruh pada asuransi umum syariah, karena proyek akan diasuransikan dengan asuransi syariah.[su_pullquote align=”right”]”Jika sosialisasi terus stabil dilakukan, saya agak optimis ada pertumbuhan tahun depan dari dampak sosialisasi tahun ini”[/su_pullquote]
Syakir menambahkan pertumbuhan industri asuransi umum syariah akan tergantung pada apakah ada konversi perusahaan asuransi menjadi asuransi syariah, kehadiran perusahaan asuransi syariah baru, pertumbuhan industri perbankan, sektor riil dan properti. Sementara, asuransi jiwa akan banyak bergantung pada situasi ekonomi masyarakat. Baca juga: Ekonomi Syariah akan Lebih Baik pada 2015
Orang akan berpikir cukupkah uang makan untuk keluarga saya tahun ini, kalau cukup dan ada lebih, maka akan masuk asuransi. Namun, kalau ekonomi memburuk, orang hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja dulu untuk bertahan hidup, jadi boro-boro untuk berasuransi,” cetus Syakir.
Di sisi lain, lanjutnya, sosialisasi yang masif dilakukan tahun ini akan mulai berdampak di tahun depan. “Jika sosialisasi terus stabil dilakukan, saya agak optimis ada pertumbuhan tahun depan dari dampak sosialisasi tahun ini,” ujar Syakir. Baca: “Prospek Bisnis Asuransi Syariah Indonesia Sangat Besar”
Menurut Syakir, jika seluruh faktor pendukung pertumbuhan asuransi syariah di atas terealisasi, maka ada kemungkinan terjadi peningkatan yang lumayan dan bisa memberikan sedikit harapan untuk 2015. Namun, kalau hal itu tidak terjadi dan perekonomian semakin memburuk, maka akan sulit untuk tumbuh.
“Kesimpulannya tahun depan adalah tahun berat bagi industri asuransi, tapi saya masih menaruh harapan pertumbuhan akan lebih baik dari 2014. Proyeksi optimis tahun depan tumbuh 30 persen, moderat 20 persen,” papar Syakir.

