Sampai Juli 2016, aset asuransi syariah telah tumbuh 20 persen.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Taufik Marjuniadi menuturkan, industri asuransi syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan menggembirakan di paruh pertama 2016. Sampai Juli 2017, total aset asuransi syariah tercatat sebesar Rp 31,7 triliun, meningkat 20 persen dibanding akhir 2015.
Pada semester I 2016, kontribusi bruto pun tumbuh 16,04 persen. Asuransi umum dan reasuransi syariah menjadi kontributor pertumbuhan terbesar. Kontribusi asuransi umum dan reasuransi syariah naik 74,76 persen dari Rp 769 miliar menjadi Rp 1,3 triliun pada Juni 2016. Sementara, asuransi jiwa syariah tumbuh 5,69 persen, dari Rp 4,3 triliun menjadi Rp 4,6 triliun.
Pada Juli 2016, industri asuransi syariah bahkan terus melanjutkan tren positif dengan besaran aset mencapai Rp 31,77 triliun dan kontribusi sebesar Rp 6,85 triliun. Hingga semester I 2016, asuransi syariah memperoleh pangsa pasar kontribusi sebesar enam persen dan pangsa pasar aset 6,41 persen.
Direktur Eksekutif AASI Erwin Noekman menyatakan, optimismenya bahwa industri asuransi syariah akan tumbuh di atas 20 persen hingga akhir tahun ini. “Sekarang angka pertumbuhan kontribusi di 16,04 persen, tapi kami optimis pertumbuhan nantinya bisa diatas 20 persen. Diharapkan hingga akhir tahun total aset pun bisa mencapai Rp 35 triliun,” ujarnya dalam Munaslub AASI, Kamis (8/9).
Faktor yang mendorong optimisme termasuk semakin banyaknya aksi korporasi perusahaan (re)asuransi yang mengubah unit syariahnya menjadi perusahaan (re)asuransi yang beroperasi secara penuh. “Kami yakin dalam kurun waktu lima tahun ke depan akan semakin banyak perusahaan asuransi syariah yang berdiri secara penuh,” cetus Ketua Umum AASI Taufik Marjuniadi.
[bctt tweet=”AASI optimis, asuransi syariah akan tumbuh di atas 20% tahun ini” username=”my_sharing”]

