Jajanan yang dikonsumsi anak-anak di sekitar sekolah terkadang tak terpantau dari sisi kesehatan dan keamanan makanannya. Oleh karena itu, Ajinomoto bersama dengan Rumah Zakat melakukan kerjasama di bidang kesehatan gizi anak sekolah dengan membangun Kantin Sehat Ajinomoto.

Kegiatan ini dilakukan di lingkungan sekolah dasar yang memiliki masalah gizi. Sebagai langkah awal Kantin Sehat Ajinomoto akan berada di SD Juara Jakarta Timur dan SD Ummul Quro Bogor. Program yang dimulai sejak awal Oktober 2014 ini akan melibatkan siswa, guru, orangtua serta pedagang yang berjualan di kantin dan sekitar sekolah. Baca juga: Kantin Sehat Ajinomoto Fokus di Jakarta dan Bogor
Chief Executive Officer Rumah Zakat, Nur Effendi, mengatakan kantin yang dikelola sekolah ini akan menyediakan makanan yang aman dan bergizi untuk seluruh komunitas sekolah. “Kami ingin memberi pengetahuan dan pemahaman akan arti makanan sehat, aman, bergizi sehingga anak-anak akan sehat, tidak sekedar pintar,” kata Nur, dalam Launching Kantin Sehat Ajinomoto di SD Juara Jakarta Timur, Kamis (4/12).
Keterlibatan unsur di sekitar sekolah tersebut dimulai dengan sosialisasi yang terintegrasi dengan UKS terkait, kemudian akan memilih kader sehat yang terdiri atas minimal tiga siswa dari setiap angkatan, seorang guru yang menjadi duta sehat, dan mitra kantin sehat dari pedagang di kantin dan sekitar sekolah. Mereka juga akan mendapatkan pelatihan berkelanjutan mengenai makanan yang sehat, aman, enak dan murah (terjangkau).
Presiden Direktur Ajinomoto Indonesia, Sanichi Matsumoto, mengatakan kantin sehat bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak SD di Jakarta dan Bogor melalui pendidikan dan pelatihan mengenai jajanan yang enak, sehat, aman, dan bergizi serta murah. Kantin Sehat Ajinomoto merupakan sarana penunjang untuk mencapai tujuan tersebut dengan menyediakan makanan yang sehat, enak, bergizi dan harga terjangkau bagi anak-anak SD. “Kami berharap ini bisa jadi kebiasaan untuk mengonsumsi makanan sehat dan terus dijaga agar bisa memberi manfaat bagi semua. Jadi walau kami sudah tidak ada program lagi di SD ini, kami berharap sekolah bisa memelihara sarana yang ada,” kata Matsumoto.
Sebagai langkah selanjutnya, program ini juga akan ada evaluasi mulai awal April 2015, di mana pengukuran dan pemantauan dilakukan setiap tiga bulan sekali. Evaluasi terutama mencakup pemantauan sejauh mana anak-anak dengan gizi lebih dan kurang bisa ke gizi normal.
“Kalau itu tidak tercapai kita melihat bagaimana pengetahuannya jangan-jangan tidak naik, kebiasaannya jangan-jangan belum dilakukan, atau betul tidak yang disediakan di kantin sehat adalah makanan sehat, jangan sampai namanya kantin sehat tapi tidak menjalankan kantin sehat,” papar Direktur Funding Rumah Zakat, Pamungkas Hendra Kusuma.
[su_box title=”Kriteria Kantin Sehat” style=”soft” box_color=”#000000″ radius=”5″]

