Alokasi investasi di saham akan dilakukan jika ada permintaan nasabah.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Manulife Indonesia mencatat total dana kelolaan DPLK Reguler dan DPLK Program Pensiun untuk Kompensasi Pesangon sebesar Rp 11 triliun. Dari jumlah tersebut, DPLK Syariah tercatat sebesar Rp 356,9 miliar pada kuartal II 2016, meningkat dibanding kuartal I 2016 yang sebesar Rp 345,7 miliar.
Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Nur Hasan Kurniawan menuturkan, alokasi investasi dana kelolaan DPLK Syariah hanya ditempatkan di dua instrumen yaitu deposito mudharabah dan sukuk. Ekuitas syariah belum menjadi pilihan karena belum ada permintaan yang besar untuk jenis instrumen tersebut.
“DPLK Syariah Manulife campuran di pasar uang dan sukuk, tapi belum ke ekuitas syariah karena tergantung pada permintaan. Kami menunggu minat masyarakat untuk masuk. Kalau ada Rp 100 miliar untuk ekuitas syariah, maka akan kami buatkan, karena semakin besar dananya, semakin besar peluang yang didapat peserta,” jelasnya dalam Pemaparan Kinerja DPLK Manulife Indonesia Kuartal II 2016, Kamis (25/8).
Ia menambahkan, DPLK Syariah Manulife berbeda dengan DPLK Bank Muamalat yang full syariah. DPLK Bank Muamalat memiliki pilihan instrumen investasi seperti obligasi dan ekuitas syariah. “DPLK Syariah Manulife bukan (lembaga keuangan) full syariah, tapi merupakan investasi berbasis syariah dan tetap ada Dewan Pengawas Syariah. Namun, saat ini belum ada arahan investasi lain, selain deposito mudharabah dan sukuk,” ungkap Nur.
Pangsa pasar DPLK Syariah Manulife baru mencapai 3,23 persen dari total dana kelolaan yang sebesar Rp 11 triliun. Alokasi dana kelolaan DPLK Manulife sebagian besar ditempatkan di DPLK Rupiah Fund (pasar uang) sebanyak Rp 5,8 triliun, sedangkan sisanya di Discretionary Fund Rp 2,3 triliun, DPLK Stock Fund Rp 1,29 triliun, DPLK Fixed Income Rp 1,2 triliun, dan DPLK USD Fund setara Rp 29,3 miliar.
[bctt tweet=”Pangsa pasar DPLK Syariah Manulife baru 3,23%” username=”my_sharing”]