Anda Penggemar Jengkol Wajib Ke Republik Jengkol

[sc name="adsensepostbottom"]

Jengkol merupakan jenis makanan yang sering dibenci orang dikarenakan baunya, akan tetapi bagi sebagian orang begitu dirindukan .

Benci karena dianggap sumber bau mulut dan urin. Namun, dirindukan karena cita rasanya yang “merakyat” dan tak tergantikan. Waktu telah memperlihatkan matahari mulai bergeser dari titik kulminasinya. Beberapa orang tampak duduk di sebuah warung makan dengan dinding yang didominasi warna hijau.

Dinding warung makan itu bertuliskan “Nikmatnya Makan Jengkol Tanpa Takut Bau”, ” Republik Jengkol: Tetap Nikmat Tanpa Bau”, “Jengkoler”, dan “Keep Calm Our Jengkol Doesn’t Smell”.

Pertama kali Gerai Republik jengkol terletak di Jalan Kerja Bakti No 16B, tepat di depan Masjid Jami Attarbiyah, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Aroma khas jengkol tercium ketika melewati sebuah warung makan di Jalan Kerja Bakti nomor 15, Kramatjati, Jakarta Timur. Di sisi tembok warung itu ada tulisan “Republik Jengkol, Sensasi Makan Jengkol Enak dan Tidak Bau Enggeh.”

Warung makan seluas 3×6 meter itu memang menyediakan menu unik dari berbagai olehan jengkol.gerai tersebut dibangun oleh Fatoni, pria kelahiran 1970 . Tepat pada 2012 ia membuka usaha warung makannya bermodalkan Rp15 juta-Rp20 juta.

Kini Fatoni telah membuka cabang di Jalan Raya Bogor KM 24 No 27, Jakarta Timur. Fatoni menyebut Republik Jengkol di Jalan Raya Bogor memiliki menu dan harga yang sama dengan warung pertamanya.

Fatoni mengaku berbelanja bahan-bahan seperti jengkol dan bumbu dapur dari pedagang langganannya di Pasar Kramatjati. Namun, jengkol yang digunakan Fatoni adalah jengkol dari Jepara yang rasanya paling enak, legit, tidak berbau, dan mudah dimasak. Jika sedang tidak dapat jengkol Jepara, Fatoni menggunakan jengkol dari Sulawesi atau Lampung.

Pria dua anak itu setiap harinya mampu berjualan hingga 15-20 kilogram jengkol. Dengan total pemesanan sekitar 50-90 orderan. Omzet dari warung makan Republik Jengkol sekitar Rp3 juta per harinya.

Mysharing.co sempat mencicipi salah satu hidangan suguhan Republik Jengkol yaitu rendang Jengkol. Bau jengkol yang ditakuti banyak orang “tenggelam” dalam rasa rendang seperti daging.

Selain menu rendang jengkol terdapat menu-menu unik olahan jengkol tersebut terdiri dari Nasi Goreng Jengkol, Soto Jengkol Betawi, Semur Jengkol, Jengkol Lada Hitam, Tongseng Jengkol, Pasta Jengkol, Balado Jengkol, Rendang Jengkol, Mie Goreng Jengkol, dan Jengkol Sambal Hijau.

 

 

 

Menu jengkol favorit para pelanggannya adalah Jengkol Lada Hitam yang dalam seporsinya terdapat irisan jengkol, bawang bombay, tomat hijau yang dimasak dengan bumbu lada hitam bercita rasa asin, sedikit manis dan pedas.

Jengkol yang digunakan di Republik Jengkol tak sembarangan. Fatoni kerap menggunakan jengkol yang berasal dari Jepara.

Jengkol Jepara sendiri berbentuk bulat tidak gepeng, legit, tidak ada sentilan pahit, dan mudah hilang baunya. Kulit jengkol Jepara sendiri, menurut Fatoni, mudah pecah jika sudah berumur tua.

“Saya memperolehnya di Pasar Kramat Jati. Jengkol Jepara itu memang yang paling enak dan paling mahal di pasaran. Dia lebih legit rasanya, memang benar-benar beda dibanding jengkol lain,” tambahnya.

Laris manis usahanya ini tidak perlu diraihnya dengan susah payah memasang iklan atau promosi lewat sosial media. “Alhamdulillahnya, saya tidak perlu mengiklankan. Pernah ada orang yang datang cuma foto tidak makan saya tak apa-apa dan juga media yang sering meliput. Dari situlah mulai banyak pelanggan berdatangan,” kata pria berusia 46 tahun tersebut.

Hal tersebut saya lakukan karena saya ingin jengkol lebih diterima masyarakat saja. Karena pada dasarnya jengkol ya memang enak kalau tahu cara mengolahnya. Beda makan jengkol di sini (Republik Jengkol) karena sampai buang air kecilnya pun tidak bau,” papar Fatoni.

Harga olahan jengkol di Republik Jengkol berkisar Rp 18.000 – Rp 24.000 belum termasuk nasi putih. Jam buka warung makan Republik Jengkol mulai dari pukul 11.00 – 22.00 WIB.