Aset perbankan Islam global diprediksi akan mencapai 801 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun 2015.

”Aset perbankan Islam juga akan tembus 16 persen per tahun dengan akumulasi 30.3 miliar dolar AS pada tahun 202,” kata Bennie, seperti dikutif dari The National, Jumat (11/10).
Menurutnya, dengan pengecualian Turki dan Indonesia, perbankan Islam memperoleh pasar signifikan di semua pasar yang menunjukkan kesuksesan dan daya tahan industri perbank syariah. Sebanyak 22 bank Islam international sudah mempunyai ekuitas lebih dari satu miliar dolar AS. Dengan begitu, kata Bennie, posisi bank Islam menjadi lebih baik untuk regionalisasi industri. Apalagi, industri perbankan Islam baru sepertiga dari perbankan konvensional di masing-masing regional.
” Mayoritas perbankan Islam ini melayani korporasi dengan permintaan sukuk di Timur Tengah terus meningkat dalam beberapa tahun belakang ini. Apalagi, banyak perusahaan regional asal Malaysia terus bertambah basis investor di seluruh dunia,” paparnya.
Sementara itu, dar data Standard & Poor’s, menyebutkan bank-bank Islam di Uni Emirat Arab (UEA), termasuk Noor Bank Dubai dan Abu Dhabi Islamic Bank, tumbuh cepat dengan semakin ramianya penerbitan sukuk. Pada akhir 2014, penerbitan sukuk di kawasan Timar Tengah (GCC) mencapai lebih dari 20 miliar dólar AS atau naik lebih dari 25 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012. Sehingga secara global pasar sukuk tumbuh lebih dari lima persen pada tahun lalu.
Adapun di segmen ritel, perbankan Islam juga menunjukkan kemajuan, setelah bertahun-tahun berjuang menawarkan konsepnya. Kini tawaran konsep bagi hasil bisa lebih diterima warga non Muslim di negara masyoritas Muslim seperti UEA.
Anales Pusat Perbankan Islam EY, Ashar Nazim menilai, tantangan perbankan Islam adalah digitalisasi. Menurutnya, nasabah global kini lebih memilih bank dengan akses layanan darling. ”
Menurutnya, nasabah industri perbankan Islam, saat ini belum mencapai 100 juta orang. Potensi captive market industri ini enam kali lebih besar jika bisa didekati dengan model berbeda. ”Masih terbuka kesempatan, karena menawarkan layanan digital lebih dulu akan jadi stimulus bagi perbankan Islam untuk menjaring 100 juta nasabah pada dekade selanjutnya,” pungkas Nazim.

