Aset Keuangan Syariah Global Diperkirakan Capai 2,7 Triliun USD

[sc name="adsensepostbottom"]

Industri perbankan syariah masih mendominasi aset keuangan syariah global.

Anjloknya harga minyak dunia, melambatnya laju perekonomian dan masih bergejolaknya kawasan Arab membuat tren perbankan dan keuangan syariah turut melambat pada 2016, khususnya di Timur Tengah dan Arab. Kendati demikian, keuangan syariah tetap tumbuh dengan baik di Afrika dan Asia.

Saat ini industri keuangan syariah masih didominasi oleh sektor perbankan syariah, dengan porsi 80 persen dari total aset 2,3 triliun dolar AS. Diikuti oleh sukuk dengan persentase sebesar 14 persen, reksa dana syariah sebesar tiga persen, asuransi syariah sebesar dua persen dan keuangan mikro syariah sebesar satu persen.

Chief Executive Officer AlHuda Center of Islamic Banking & Economics Muhammad Zubair Mughal memproyeksikan, volume industri keuangan syariah pada 2017 akan mencapai 2,7 triliun dolar AS. “Aset bank syariah di Indonesia, Malaysia, Turki, Pakistan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait dan Bahrain akan berkontribusi hingga 82 persen pada pasar perbankan syariah global,” cetusnya, dilansir dari Zawya, Selasa (10/1).

Arab Saudi akan menjadi yang terdepan sebagai kontributor aset perbankan syariah global. Selain Arab Saudi, pasar perbankan syariah baru juga akan bermunculan di Maroko, Uganda, Cina dan Rusia pada 2017. “Akan ada pertumbuhan stabil antara 13-15 persen di pasar keuangan syariah selama 2017 dan total volume keuangan syariah akan melampaui 3 triliun dolar AS pada 2020,” papar Mughal.

Pertumbuhan perbankan syariah akan diiringi dengan perkembangan sukuk di berbagai negara, seperti Malaysia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Turki, serta negara-negara di Asia Tengah dan Afrika. Penerbitan sukuk global pun diperkirakan akan mencapai 78 miliar dolar AS, sehingga akan membuat outstanding sukuk menjadi 350 miliar dolar AS.

Sumber: Zawya

Di lain pihak, industri asuransi syariah cukup tertinggal pada tahun lalu. Sejumlah perusahaan asuransi syariah mengalami default di Pakistan, Afrika Selatan dan negara lainnya disebabkan minimnya regulasi hingga isu performa. Walaupun begitu, volume asuransi syariah diperkirakan akan mencapai 25 miliar dolar AS di akhir 2017.

Sementara, di keuangan mikro syariah telah terjadi perubahan positif pada 2016. Model keuangan syariah baru diperkenalkan dengan peleburan produk asuransi mikro, teknologi keuangan dan keuangan sosial bersama dengan produk keuangan mikro syariah. “Volume keuangan mikro syariah diharapkan bisa mencapai 2 miliar dolar AS secara global di akhir 2017, sedangkan lembaga keuangan mikro syariah diperkirakan mencapai 400 buah,” pungkas Mughal.