Asuransi Syariah Diminati Kantong-Kantong Non Muslim di Tanah air

[sc name="adsensepostbottom"]

Pertumbuhan bisnis asuransi syariah justru sangat bagus di wilayah kantong-kantong Non Muslim di tanah air. Kenapa bisa demikian?

Erwin Noekman
Erwin Noekman

Sinyalemen bahwa ekonomi syariah adalah ekonomi yang sangat universal, sehingga bisa bermanfaat dan diterima dengan baik oleh semua kalangan, ternyata bukan isapan jempol belaka. Hal tersebut dirasakan langsung oleh para pelaku bisnis asuransi syariah di tanah air, seperti yang diceritakan Kepala Divisi Syariah Asuransi Jasindo – Erwin Noekman ST, MBA, AAIK, Qip, AMII, ACII saat diwawancara MySharing baru-baru ini di Jakarta.

“Di daerah-daerah kantong-kantong penduduknya non Muslim, justru pertumbuhan pasar asuransi syariah itu luar biasa. Seperti di Papua (Jayapura, Sorong), asuransi syariah itu bisa tumbuh dengan sangat pesat, bisa sampai 2.000% pertumbuhannya. Juga di Palu,” demikian jelas Erwin bersemangat.

Erwin lalu menjelaskan, keberhasilan asuransi syariah untuk bisa sukses melakukan penetrasi bisnis ke daerah-daerah kantong Muslim di atas, karena memang asuransi syariah ini terbukti sama sekali tidak tergantung pada persoalan religi, namun lebih karena bisnis atau karena kemanfaatannya yang bisa menguntungkan para warga masyarakat di daerah kantong-kantong non Muslim tersebut.

“Justru di wilayah non muslim, persoalan religi sama sekali tidak berpengaruh. Tapi yang berpengaruh adalah sistem ekonomi di wilayah mereka, dimana dengan asuransi syariah ini masyarakatnya bisa memperoleh hasilnya secara ekonomi. Kemudian asuransi syariah ini juga bisa bermanfaat bagi mereka. Karena itu, asuransi syariah ini dengan mudah bisa diterima di daerah Non Muslim ini,” papar Erwin lagi panjang lebar.

Erwin lantas menceritakan sebuah fenomena lagi tentang penetrasi bisnis asuransi syariah di tanah air yang mampu sukses menembus daerah-daerah kantong-kantong non Muslim di tanah air, kali ini di daerah Pulau Dewata, Bali.

“Di Bali, asuransi syariah sedang berkembang bagus. Karena para masyarakat Bali merasa cocok dengan sistem asuransi syariah ini. Kebetulan di Bali, ada sebuah tradisi menabung dimana warga masyarakat masing-masing menaruh uang di celengan bumbung. Lalu bila ada musibah, atau ada kebetuhan mendesak bagi warga masyarakat tersebut, maka uang-uang dari komunitas masyarakat itu bisa dipergunakan. Hal itu mirip dengan prinsip dana tabarru di asuransi syariah,” papar Erwin lagi.

Dengan asuransi syariah ternyata sudah teruji dan terbukti berprinsip universal, sehingga mudah diterima dan diserap dengan baik oleh kalangan atau golongan mana pun, maka Erwin pun merasa optimis, bahwa asuransi syariah di tanah air ini pasarnya masih besar, dan industri ini bisa berkembang dengan lebih bagus lagi untuk ke depannya ini. Demikian Erwin Noekman.