Suasana pelayanan customer di Asuransi Simas. /Foto: Heru Lesmana Syafei/ Sharing

Asuransi Syariah Indonesia Terus Mengejar Malaysia

Indonesia perlahan tapi pasti memposisikan diri sebagai pasar asuransi syariah yang signifikan. Indonesia pun terus mengejar porsi pangsa pasar industri asuransi syariah dari Malaysia.

Kontribusi tertinggi asuransi syariah di kawasan Asia Tenggara memang masih dipegang Malaysia dengan porsi 71 persen, sedangkan Indonesia 24 persen dan sisanya negara-negara ASEAN lainnya. Dari tahun 2007 sampai 2012 pertumbuhan industri asuransi syariah di ASEAN rata-rata di kisaran 22 persen, yang dimotori oleh kuatnya dinamika ekonomi dan ekonomi domestik. Indonesia pun terus mengejar porsi pangsa pasar industri asuransi syariah dari Malaysia. Pada 2012 asuransi syariah di negara jiran tumbuh 21 persen, sedangkan Indonesia tumbuh 26 persen.

Suasana pelayanan customer di Asuransi Simas.  Heru Lesmana Syafei/ Sharing
Suasana pelayanan customer di Asuransi Simas.
Heru Lesmana Syafei/ Sharing

Ernst and Young yang merilis Global Takaful Insight 2013 menyatakan secara umum pertumbuhan asuransi syariah global akan seiring dengan pemulihan kondisi ekonomi global. Namun untuk mendapatkan framework peraturan yang konsisten satu sama lain antar pasar asuransi masih menjadi suatu tantangan. Oleh karena itu, operator asuransi syariah perlu tetap mengadopsi bisnis seperti biasanya dan fokus pada strategi pertumbuhan pasar keuangan syariah.

Pasar asuransi syariah tradisional yang sudah lebih dulu berkembang seperti Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab akan terus mengikuti kondisi pasar eksisting. Sementara, dalam jangka panjang peluang pasar asuransi syariah terdapat pada negara-negara dengan pertumbuhan yang tinggi seperti Indonesia dan Turki. Jumlah populasi penduduk yang besar menjadi potensi pasar besar bagi asuransi keluarga.

Dengan modal populasi muslim terbesar dan pertumbuhan agresif Indonesia punya peluang besar untuk jangka menengah dan jangka panjang. Di tahun 2012 asuransi syariah di Indonesia tumbuh dua kali lipat dari asuransi nasional. Industri asuransi syariah Indonesia tumbuh 26 persen, sedangkan asuransi keseluruhan tumbuh 13 persen. Selain itu, aset perbankan syariah yang terus tumbuh dan masih banyaknya kaum muda muslim Indonesia yang belum berasuransi membuat Indonesia menjadi pasar potensial bagi industri asuransi syariah. Industri asuransi syariah Indonesia rata-rata tumbuh 52 persen dari kurun waktu 2010-2012.

Pengamat ekonomi, Aviliani. HERU LESMANA SYAFEI/ SHARING
Pengamat ekonomi, Aviliani
Heru Lesmana Syafei/ Sharing

Pengamat ekonomi, Aviliani, mengatakan pasar asuransi syariah Indonesia akan mulai meningkat di tahun 2014. Setidaknya ada 50 juta orang kelas menengah atas di Indonesia yang mulai memikirkan untuk memiliki produk reksadana dan asuransi. Namun, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi asuransi syariah adalah mengembangkan produk yang lebih beragam. “Orang Indonesia itu kalau banyak uang dipakai belanja, tidak ada uang tidak bayar premi. Jadi model pembayaran preminya yang sekali saja. Sulit untuk bayar premi bulanan,” ujar Aviliani. Oleh karena itu, asuransi harus dapat menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat tersebut.

Pada 2014 Masyarakat Ekonomi Syariah memproyeksikan pangsa pasar asuransi syariah bisa mencapai di kisaran 6-6.5 persen dengan kontribusi bruto tumbuh 42,7 persen, dan aset tumbuh 52,4 persen. Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan adalah rencana beberapa unit asuransi dan reasuransi syariah untuk spin off di tahun 2014 dan beralihnya asuransi konvensional yang tidak dapat memenuhi ketentuan modal minimum Rp 100 miliar menjadi asuransi syariah yang hanya memerlukan modal Rp 50 miliar.