Ayo Membaca Indonesia! Resmi Diluncurkan

[sc name="adsensepostbottom"]

Budaya membaca terus digalakkan, terutama di kalangan anak-anak. Penanaman kecintaan membaca sejak dini dinilai penting untuk turut membangun karakter anak bangsa.

Ayo membaca indonesiaSejumlah tokoh literasi Indonesia pun meluncurkan gerakan Ayo Membaca Indonesia! di ajang Islamic Book Fair 2015, Rabu (4/3). Gerakan ini turut dihadiri pula oleh sekitar 500 anak dari berbagai sekolah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Dengan mengusung jargon “Kita Membaca Maka Kita Bisa”, gerakan ini juga akan diperluas hingga ke seluruh Indonesia.

Ketua Umum Gerakan Ayo Membaca Indonesia!, Dedi Syahril Panigoro mengatakan ketika Nabi Muhammad SAW memperoleh wahyu pertama di Gua Hira hampir 1500 tahun lalu, Rasulullah diperintahkan untuk membaca. “Apakah masih relevan saat ini? Masih, dengan konsep kekinian. Membaca diperlukan untuk memerangi tiga musuh besar yaitu kemiskinan, kebodohan dan korupsi,” kata Dedi, Rabu (4/3).

Gerakan Ayo Membaca Indonesia! pun tidak hanya terfokus di pusat kota, tetapi juga hingga ke seluruh Indonesia. Usai peluncuran Gerakan Ayo Membaca Indonesia! akan ada pula serangkaian kegiatan seperti Festival Anak Membaca di Istana Negara bersama Ibu Negara, Festival Indonesia Membaca di Bandung dan Bukittinggi, roadshow ekspresi literasi nusantara ke daerah, dan pembuatan buku digital kreatif.

Menurut United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2012 minat baca Indonesia tercatat masih sangat rendah, yaitu 0,001 persen, atau dari 1000 orang hanya ada satu orang yang berminat membaca. Oleh karena itu, upaya untuk mendorong budaya membaca pun terus gencar dilakukan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, mengakui minat membaca Indonesia harus ditingkatkan. Salah satunya adalah dengan membiarkan anak membaca walau hanya lima menit, 10 menit, atau 30 menit. “Saat anak-anak membaca tak berurutan, melompat-lompat halamannya, biarkan saja. Mereka tidak harus mengikuti metode membaca orang tuanya, anak-anak mempunyai metode membaca masing-masing,” kata Anies. Dengan menciptakan lingkungan kondusif bagi anak-anak untuk membaca pun dapat turut meningkatkan minat membaca.