Dalam lima tahun ke depan diharapkan kontribusi zakat digital mencapai 50 persen.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) baru saja meluncurkan layanan Zakat Digital melalui laman KitaBisa.com, akhir pekan lalu. Kontribusi penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) melalui layanan digital tersebut pun diperkirakan akan semakin meningkat di masa mendatang.
Direktur Amil Zakat Nasional Baznas Arifin Purwakananta mengatakan, pada tahap awal pihaknya menargetkan penghimpunan zakat melalui layanan digital dapat berkontribusi sebesar lima persen. “Sehebat-hebatnya digital, saat ini penghimpunan melalui bank, ATM atau tunai langsung masih yang terbesar di Baznas,” katanya, Jumat (24/6).
Kendati demikian, ia memproyeksikan ke depannya kontribusi dari Zakat Digital akan lebih besar daripada saluran perbankan. “Sekarang kontribusi digital baru lima persen, tapi nantinya akan meningkat pesat dan dalam lima tahun zakat digital akan naik 50 persen karena sekarang eranya digital, belanja pun digital karena malas pakai uang,” tukas Arifin.
Arifin mengungkapkan saat ini kontribusi penghimpunan dana ZIS terbesar di Baznas berasal dari perbankan. “Namun, pembayaran tunai melalui perbankan akan semakin menurun, sedangkan digital semakin naik. Saat ini kami berinvestasi agar anak muda juga berzakat lebih baik,” ujarnya.
Pada tahun ini Baznas menargetkan penghimpunan dana zakat dapat mencapai Rp 5 triliun dari sekira 500 lembaga amil zakat dan badan amil zakat dari Aceh hingga Papua. Pada tahun lalu total penghimpunan zakat dari seluruh Indonesia mencapai Rp 4,1 triliun. Baznas pun mendorong lembaga zakat untuk menyediakan layanan zakat digital demi memperluas akses penghimpunan zakat.
[bctt tweet=”Baznas: kami berinvestasi agar anak muda juga berzakat lebih baik” username=”my_sharing”]