Bekerjalah untuk Kaum Dhuafa

[sc name="adsensepostbottom"]

Penggiat proyek pembangkit listrik mikrohidro di pedesaan, Tri Mumpuni berbagi kisah inspiratif dan pengalamannya selama membantu masyarakat desa menggapai pemenuhan kebutuhan energi yang berdaulat.

tri mumpuniBerdasar catatan Badan Pusat Statistik, sampai akhir 2014 setidaknya masih ada 12 ribu desa di Indonesia yang belum teraliri listrik. Meski pembangunan infrastruktur listrik dinilai sebagai kewajiban pemerintah, hal tersebut tak menghentikan sosok Tri Mumpuni untuk memberdayakan masyarakat desa agar mampu menghasilkan listrik secara mandiri dengan membangun pembangkit listrik mikrohidro.

Ia menilai selama ini pedesaan miskin infrastruktur energi, oleh karena ia pun berinisiatif membantu masyarakat desa untuk membangun pembangkit listrik mikrohidro. Di saat banyak warga desa yang melakukan urbanisasi ke kota, wanita berusia 50 tahun ini justru menemukan kenyamanan bekerja di desa. “Bekerja di desa itu buat saya adalah passion,” kata Tri, beberapa waktu lalu. Baca: Film Shalahuddin Ay-Ayyubi Menambah Wawasan Umat Islam

Ia prihatin ketika memperoleh kesempatan berkunjung ke daerah pelosok, namun masih menemukan daerah tersebut hanya berpenerangan seadanya, tanpa listrik. Padahal, desa memiliki sumber daya yang melimpah. Bersama dengan suaminya, Tri pun menggalakkan proyek listrik mikrohidro di pelosok Indonesia karena proyek tersebut hanya membutuhkan peralatan yang sederhana, namun berdaya teknologi tinggi dan mudah dikuasai oleh penduduk desa seluruh Indonesia. “Allah menciptakan kaum dhuafa banyak di dunia ini, tidak hanya di Indonesia. Kalau bekerja untuk yang serba kekurangan, doa mereka diijabah Allah. Jadi bekerjalah untuk mereka,” cetus Tri.

Tri menilai bahwa merupakan tugas kita bersama untuk menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi di desa karena semua sumber daya pun sudah ada disana. “Saat di desa tidak ada aktivitas ekonomi yang bisa dilakukan, bagaimana desa bisa memanfaatkan semua hasil yang diberi oleh Allah? Saya pikir energi itu powerful tool untuk desa. Listrik itu sumbernya bisa bermacam-macam. Tugas kita untuk menyediakan infrastruktur agar masyarakat desa bisa membuat energi sendiri dan tak hanya sekedar menjadi konsumen,” papar Tri. Baca: Sepatu Menghasilkan Energi Listrik

Wanita yang menjadi staf ahli menteri energi dan sumber daya mineral di bidang energi terbarukan inipun sedang berupaya membangun infrastruktur energi sesuai dengan potensi setiap desa agar masyarakat mampu memproduksi energinya sendiri melalui energi terbarukan, seperti biofuel, biogas, angin, atau air. “Tahun ini saya meminta pemerintah agar tak fokus pada (proyek listrik) yang besar, tapi membantu menyiapkan infrastruktur di masyarakat. Jadi membuat masyarakat mandiri, sehingga bisa berdaulat dan mampu menghasilkan energinya sendiri,” jelas Tri.

Tri mengungkapkan ia pun turut mengajak kaum muda Indonesia yang memiliki pengetahuan kelistrikan atau berlatar belakang engineering untuk turut serta menjadi mentor bagi masyarakat desa. “Jadi seperti Indonesia Mengajar, tapi ini untuk energi. Ia akan membantu memanfaatkan sumber daya setempat yang bisa menjadi listrik dan menjadi mentor, sehingga masyarakat akan menjadi mandiri. Jangan bergantung pada BBM (bahan bakar minyak) lagi,” tegas Tri.

Di sisi lain, ia tak menampik acapkali menghadapi berbagai kendala dalam membangun proyek listrik mikrohidro di pedesaan, bahkan sampai sempat diculik di pedalaman Aceh ketika wilayah itu masih bergejolak. Namun, segala kendala tersebut tak menyurutkan semangatnya. “Kalau dalam hidup ini punya komitmen ingin meraih sesuatu dan berbuat baik, maka berbuat baiklah terus dalam hidup kita, jadi bagaimana hidup yang sekali ini sangat berarti dan bermanfaat bagi orang banyak,” pungkas Tri.