BI membantu pengembangan teknologi keuangan melalui fintech office.
Teknologi keuangan (financial technology/fintech) kian berkembang pesat di Indonesia. Kendati belum ada regulasi menyeluruh yang mengatur sektor tersebut, fintech telah menyentuh kehidupan banyak masyarakat. Dalam rangka mengembangkan sektor tersebut, Bank Indonesia (BI) pun membentuk fintech office dan berencana akan membuat fintech village.
Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni V Panggabean mengatakan, fintech telah banyak membantu masyarakat kecil melalui peer to peer, crowdfunding dan ecommerce. “Mereka melayani berjuta UMKM tentu membuat penjualan semakin meningkat, misalnya melalui Go-Food penjualan UMKM meningkat 3-5 kali lipat. Itu membuat peningkatan kesejahteraan bagi UMKM,” katanya, Selasa (28/2).
Oleh karena itu, BI pun mengembangkan fintech office untuk membantu startup yang baru berdiri 1-2 tahun. “Banyak fintech yang bermanfaat bagi ekonomi kita. Ini perlu diatur dengan baik, tapi sebelum diatur kami beri masukan untuk masuk regulatory sandbox. Di sana mereka bukan diatur secara ketat. Mereka diperbolehkan melakukan aktivitas tanpa aturan yang ada, namun tetap mewujudkan fintech yang sehat dan melindungi konsumen,” jelas Eni.
Eni menegaskan, fintech yang memberikan pinjaman nantinya juga harus disamakan dengan perbankan, dengan level of playing field yang tidak boleh terlalu longgar. Kini pihaknya pun baru akan melakukan investigasi bersama dengan fintech office BI untuk menghitung seberapa besar risiko fintech. Pasalnya, meski skalanya masih kecil, peer to peer lending dilakukan tanpa agunan.
Di lain pihak, e commerce juga turut membantu perkembangan UMKM karena telah menjadi marketplace untuk menjual produk UMKM. “Jadi kami akan buat fintech village (desa teknologi keuangan) untuk UMKM yang bisa menjual supaya mereka dapat pelanggan. Jadi ada rencana di beberapa daerah transaksi pakai nontunai dan itu mau kami kembangkan,” paparnya.
Mengutip hasil riset konsultan BI, ia mengutarakan saat ini model bisnis yang berhasil bukan lagi mendapat pesanan dari tetangga. “Sejak era digital pesanan yang berhasil adalah secara online. Cara seperti ecommerce, penjualan via online bisa dilakukan secara lebih cepat,” pungkas Eni.

