Lembaga keuangan mikro syariah tak ingin ketinggalan dalam dinamika perkembangan teknologi keuangan di tanah air. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Bina Ummat Sejahtera (BUS) pun meluncurkan produk e-money yang dikemas dalam sistem mobile-platform dengan nama M-BMT.

Aries pun melanjutkan bahwa saat ini pemerintah hanya memperuntukkan e-money pada perbankan dan perusahaan telekomunikasi. Sementara lembaga keuangan berbasis mikro seperti koperasi syariah tidak boleh menerapkannya, padahal memiliki transaksi hingga triliunan rupiah. “Maka dari itu BMT melakukan terobosan yang tidak menyalahi peraturan,” tukas Aries.
Dengan melalui BMT ada dua konsep yang dikembangkan dan tidak menyalahi peraturan pemerintah. Pertama, koperasi itu boleh melakukan untuk anggota (close loop); dan kedua, dengan teknologi tapi menggunakan model simpanan, maka ada simpanan ta’awun bersama. Jadi, lanjut Aries, jika nantinya diperiksa yang berwajib hal itu tidak bermasalah, karena terkait dengan simpanan ta’awun dengan menggunakan alat bernama mobile-BMT dan manfaatnya sama saja dengan e-money. Anggota BMT pun bisa bertransaksi praktis dimana saja, kapan saja dan bebas pulsa dengan menggunakan M-BMT yang alatnya adalah hand phone. “Dengan adanya M-BMT yang diimplementasikan di BMT BUS merupakan bukti gerakan nasional uangnon tunai dilakukan dari bawah berbasis lembaga BMT,” kata Aries.
Sementara Ketua BMT BUS, Abdullah Yazid menambahkan, M-BMT merupakan strategi dari financial inclusion yaitu kemudahan masyarakat dalam mengakses lembaga keuangan. “Dengan M-BMT fungsinya sama seperti ATM yaitu bisa transfer, bayar listrik dan lain-lainnya dengan demikian manfaat M-BMT sangat besar fungsinya bagi anggota BMT untuk segala aktivitas transaksi para anggota,” katanya. Ia juga meyakini dengan adanya fasilitas M-BMT akan meningkatkan kinerja bisnis BMT BUS Lasem dan sekaligus memberikan semangat bagi BMT-BMT yang lain.
Saat ini BMT BUS yang berlokasi di Lasem, Rembang, Jawa Tengah ini telah mencapai aset Rp 600 miliar dari 150.000 orang jumlah anggotanya dan diharapkan di akhir tahun 2014 mencapai Rp 750 miliar. Untuk tahun 2015 Abdullah Yazid menargetkan aset BMT BUS Lasem mencapai Rp 1 triliun. “Untuk mencapai target tersebut strategi-strategi bisnis terus dilakukan oleh BMT BUS Lasem diantaranya dengan melakukan inovasi segala bidang sesuai dengan standarisasi prosedur selama ini,” ujarnya.

