PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Pupuk Indonesia Holding Company menjalin kerja sama memanfaatkan fasilitas Kredit Investasi BNI sebesar Rp 3,2 triliun.
Perjanjian Kredit ditandatangani oleh Direktur Bisnis Banking I BNI Herry Sidharta dan Direktur Utama Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman di Gedung BNI 46, Jakarta, Selasa (28/7).
Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengatakan, fasilitas ini akan dipergunakan oleh PT Pertrokomia Gresik, salah satu perusahaan anak Pupuk Indonesia Holding Company, untuk membangun proyek Amonjak dan Urea ( Umureal) II di Gresik.
“Kerja sama ini menunjukkan dukungan dan komitmen BNI terhadap program Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, melalui dukungan kepada industri pupuk yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Suprajanto dalam acara tersebut.
- CIMB Niaga Gelar Kejar Mimpi Talks di Ambon, Dorong Talenta Muda Musik dari Kamar Latihan ke Panggung Impian
- Pinhome bersama Bank Muamalat Mengupas Data Terbaru Pasar Properti
- CIMB Niaga Syariah Permudah Nasabah Wujudkan Niat Berhaji melalui OCTO Mobile
- PosIND dan Bank Muamalat Luncurkan Layanan Tabungan Haji di Kantor Pos
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan, produksi pertanian yang semakin meningkat berdampak pada permintaan pupuk yang semakin besar. Keadaan itu membuat para produsen pupuk harus berproduksi secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Menurutnya, proyek Amurea II sangat penting peranannya dalam rencana memenuhi kebutuhan pupuk secara nasional tersebut. Konsumsi pupuk di Indonesia secara total tumbuh rata-rata 2,86 persen per tahun dan sebagian besar konsumsi pupuk adalah jenis Urea dan NPK yang mencapai rata-rata 76 persen dari konsumsi pupuk nasional.
Lebih lanjut Hidayat menuturkan, penyediaan pupuk berguna untuk mendukung peningkatan produktivitas pangan nasional. Pada tahun 2015, industri pupuk masih memiliki prospek yang cerah. Hal itu terlihat dari rencana program Pemerintah dalam penguatan ketahanan pangan dengan anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 35,7 triliun. Angka tersebut naik dibanding tahun 2013 yang sebesar Rp 15,9 triliun.
Dengan dibangunnya pabrik, lanjut Hidayat, kebutuhan bahan baku untuk memproduksi pupuk NPK sebanyak 2,8 juta ton per tahun dan pupuk ZA sebanyak 750 ribu ton per tahun, akan terpenuhi. “Dengan begitu, ketergantungan pada impor amoniak yang fluktuasi harganya sulit diprediksi, bisa dikurangi. Ini juga sekaligus menghemat devisa negara,” tegasnya.