BNI Syariah menyasar sektor jasa dunia usaha.
Usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi salah satu lini bisnis primadona di perbankan syariah, termasuk diantaranya BNI Syariah. Di tahun ini BNI Syariah pun mulai melakukan sejumlah langkah pengembangan strategis terkait penyaluran pembiayaan UKM.
Pemimpin Divisi UKM BNI Syariah Ali Muafa mengatakan, sektor UKM yang masih mendominasi pembiayaan UKM BNI Syariah saat ini masih di sektor perdagangan, hotel dan industri. Namun, kini pihaknya mulai memperluas ekspansi pembiayaan ke sektor dunia usaha lainnya.
”Sekarang yang sedang mau kita garap yaitu sektor-sektor di dunia usaha, contohnya seperti koperasi, rumah sakit, sekolah, di sektor pendidikan, jasa dunia usaha itu yang lagi kita garap. Peluangnya relatif bagus,” katanya saat ditemui MySharing, Rabu (12/7).
Menurut dia, potensi jasa dunia usaha saat ini masih besar. Selama ini relatif juga belum banyak bank yang tertarik. ”Bank jarang tertarik, ada tapi tidak banyak, jarang melirik padahal disini kan bagus. Rumah sakit misalnya itu kita masuk pertama untuk investasinya lalu bisa masuk juga untuk modal kerjanya,” papar Ali.
Di sisi lain, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga pendidikan dan rumah sakit milik komunitas seperti NU dan Muhammadiyah. Anggota Muhammadiyah dan NU yang sudah berjumlah puluhan juta menjadi potensi pasar besar bagi BNI Syariah.
”Kami sudah kerjasama dan memang kami ingin ekonomi syariah itu betul-betul tumbuh dengan baik. Salah satu strateginya adalah menggandeng komunitas-komunitas NU dan Muhammadiyah. Muhammadiyah dan NU itu umatnya banyak banget, yang saya dengar NU saja sudah 90 juta anggotanya dan Muhammadiyah kurang lebih 60 juta,” pungkasnya.
Pada triwulan I 2017, BNI Syariah mencatat total pembiayaan sebesar Rp 21,26 triliun. Portofolio pembiayaan didominasi oleh pembiayaan konsumtif sebesar 56,1 persen. Disusul oleh pembiayaan produktif 21,07 persen, pembiayaan komersial 17,73 persen, pembiayaan mikro 3,6 persen diluar konsumtif, dan pembiayaan kartu Hasanah Card 1,59 persen. Untuk pembiayaan produktif, portofolio pembiayaan UKM mencapai sekitar 43 persen.

