Jika dibandingkan dengan negara lain, ketimpangan di Indonesia sudah menurun.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, secara resmi membuka Kongres Ekonomi Umat (FEU) 2017 bertajuk “Arus Baru Ekonomi Indonesia” dengan ditandai pemukulan bedug di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/4).
Dalam sambutannya Jokowi mengatakan, ekonomi dunia saat ini berada pada posisi sangat tidak baik, perlambatan ekonomi hampir di semua negara terjadi. Namun sangat disyukuri perekonomian Indonesia di 2016 masih menjadi yang terbaik jika dibandingkan dengan perekonomian negara-negara lain di dunia.
“Alhamdulilah tadi juga disampaikan Pak Lukmanul Hakim, 2016 pertumbuhan ekonomi kita berada pada angka 5,02 persen. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, kita berada pada peringkat ke tiga setelah India dan Thiongkok.Ini juga patut kita syukuri,” ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02 persen jika dilihat secara mendetail kembali, maka siapa saja yang telah menikmatinya. Sebab, kata Jokowi, kesenjangan di Indonesia masih ada meskipun telah mengalami penurunan.
“Tetapi yang perlu dilihat lebih detail, pertumbuhan ekonomi 5,05 persen itu siapa yang menikmati?Gini rasio (ketimpangan) kita bisa lihat saat ini tahun 2016 berada pada posisi 0,397 persen,” ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan, kalau dibandingkan tahun sebelumnya memang gini rasio sudah menurun sedikit demi sedikit, tapi diharapkan agar bisa turun lebih banyak lagi.

