Menyandang posisi sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, maka bukanlah hal yang mustahil Indonesia bisa menjadi pusat fesyen Muslim dunia.
Pasar busana muslim Indonesia semakin menggeliat. Kini semakin banyak desainer busana Muslim yang bermunculan menawarkan beragam desain busana yang santun dan syar’i. Pergeseran tren itulah yang membuat Presiden Indonesia Fashion Week (IFW) Poppy Dharsono meyakini Indonesia bisa menjadi pusat fesyen muslim dunia.
“Bukanlah mimpi Indonesia menjadi pusat fesyen muslim dunia. Bukan hal yang mustahil karena kita negara Muslim terbesar dan punya kapasitas besar pula. Dengan Indonesia yang mayoritas penduduk Muslim terbesar kita harus mampu menjadi tuan rumah di pasar fesyen Muslim dan saat ini itu berhasil,” katanya ditemui di sela-sela IFW 2016, Kamis (10/3).
Ia mengisahkan sudah sejak 23 tahun lalu pihaknya mendorong agar busana Muslim ditampilkan dalam peragaan busana tunggal setiap tahun, namun di masa itu industri busana muslim masih diremehkan. “Waktu itu banyak yang bilang ngapain sampah dibawa ke panggung,” tukas Poppy.
Seiring waktu kini makin banyak desainer busana muslim yang tampil dan menghasilkan desain yang trendi. “Sebuah perjalanan panjanb untuk menghasilkan hijaber seperti sekarang, tapi saat ini semuanya terbayar. Sekarang yang harus didorong adalah mereka menjadi wirausahawan agar bisa memasarkan ke pasar yang benar,” paparnya.
Besok, Jumat (11/3), panggung IFW akan diramaikan oleh beragam koleksi busana Muslim dari desainer-desainer Indonesia seperti Jenahara, Ria Miranda, Restu Anggaraini, Hannie Hananto, Zaskia Sungkar, Tuti Adib, Ida Royani, dan lainnya. Badan Ekonomi Kreatif pun akan menggelar fashion show bertajuk “Menuju Indonesia Menjadi Pusat Fashion Muslim Dunia”.
[bctt tweet=”Indonesia harus menjadi tuan rumah di pasar fesyen Muslim dunia “]