Seniman serba bisa – Butet Kartaredjasa menampilan dramatic reading Trilogi Ronggeng Dukung Paruk karya Ahmad Tohari di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, hari ini (1/10/14). Di panggung yang khusus didedikasikan menjadi ruang penampilan para seniman dan budaya Indonesia itu, Butet bercerita tentang kisah cinta antara Srintil, seorang penari ronggeng muda dan Rasus, temannya sejak kecil yang berprofesi sebagai tentara.

Butet dengan eskpresi yang sangat menjiwai, lalu melanjutkan kisahnya, bahwa kemudian malapetaka politik tahun 1965, membuat desa tersebut hancur, baik secara fisik maupun psikis. Karena keterbatasan pengetahuan mereka tentang politik, maka mereka terseret arus konflik dan divonis sebagai pengkhianat negara.
Dramatic reading dari Butet tersebut membuka rangkaian pertunjukan yang digelar dalam rangka Ultah ke-1 Galeri Indonesia Kaya, yang dalam momen milad ini menyajikan beragam pertunjukan sebagai bentuk apresiasi terhadap konsistensi para seniman.
Galeri Indonesia Kaya persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation memang akan menampilkan 16 seni pertunjukan selama 12 hari mulai tanggal 1 sampai 12 Oktober 2014 ini. Rangkaian kegiatan ini melibatkan berbagai seniman lintas generasi, mulai dari budayawan senior hingga generasi muda.
Untuk ulang tahun pertama ini, Galeri Indonesia Kaya mengangkat “Indonesia Kreatif, Indonesia Keren” sebagai tema yang tercermin dalam beragam pertunjukan yang menarik, unik, dan juga mengangkat kekayaan budaya Indonesia. Tema yang dicetuskan oleh pemerhati budaya dan juga musisi Yovie Widianto ini bisa dilihat dari rangkaian pertunjukan HUT Galeri Indonesia Kaya yang beragam, mulai dari sastra, musik, tari, drama, wayang orang, film hingga fashion show.
Penikmat seni bisa menikmati beragam pertunjukan yang lintas generasi, seperti pertunjukan oleh para generasi muda, antara lain Drama Musikal “Malin Kundang” oleh Sangrina Bunda, Fashion Show Muda Mode oleh Oemah Etnik, ODANAM, dan Selittoes Shoes. Ada juga penampilan Threeebute yang menampilkan Drama Musikal Interaktif 4 Wanita.
Tak ketinggalan pertunjukan oleh para seniman senior Indonesia, antara lain Titiek Puspa yang mengarahkan kreasi Duta Cinta Drama Musikal, lalu Suara Negeriku oleh Voxaluna Choir, Monolog 3 Perempuan arahan Happy Salma bersama Olga Lydia, Pipien Putri, Arlin Putri, dan Sha Ine Febriyanti dan kolaborasi Srimulat dengan Demian Sang Ilusionis yang menampilkan Sulap Antibiotik.
Para pecinta musik tanah air juga dihibur dengan pertunjukan Trio Lestari (Tompi, Glenn Fredly, dan Sandhy Sondoro) yang menampilkan Nusantara dan Trio Lestari. Ada juga pertunjukan Cinta Untuk Indonesia oleh Kahitna. Tak ketinggalan Institut Musik Daya Indonesia yang menggandeng Sruti Respati dalam pertunjukan bertajuk Lenong Rumpi Modern Menguak Indonesia Kaya dan pertunjukan Kroncong Baru: Nyanyian Nusantara Dunia oleh Ubiet & Kroncong Tenggara.
Bagi para penggemar film Indonesia juga bisa menikmati screening karya-karya Mira Lesmana seperti GIE, Ada Apa Dengan Cinta, dan Drupadi yang juga menjadi tonggak bangkitnya seni perfilman Indonesia. Ada juga penampilan para jurnalis yang tergabung dalam Sahabat Indonesia Kaya yang menampilkan Wayang Jurnalis “Wahyu Cakraningrat” bekerja sama dengan Wayang Orang Bharata dan menggandeng Indra Bekti sebagai dalang.
“Galeri Indonesia Kaya berterima kasih kepada masyarakat dan rekan-rekan media yang telah menjadi bagian dari seluruh acara dan kegiatan-kegiatan yang selama ini berlangsung di tempat ini. Untuk itu, kami menghadirkan beragam seni pertunjukan yang dipersembahkan seniman dari lintas generasi dan lintas genre selama 12 hari yang semakin menunjukkan dan menegaskan bahwa Indonesia Kreatif, Indonesia Keren. Perayaan HUT pertama ini untuk memberikan apresiasi kepada kelompok-kelompok pekerja seni yang konsisten di bidangnya masing-masing,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Selama konsistensinya mendukung dan melestarikan kebudayaan Indonesia, Galeri Indonesia Kaya mencatat telah menampilkan 256 acara seni pertunjukan sejak Oktober 2013 hingga 24 September 2014, dimana pentas musik, seni peran dan kunjungan budaya menempati tiga kegiatan terbanyak. Tercatat Galeri Indonesia Kaya telah dikunjungi 91.218 orang dan 15.451 penikmat seni. Dari data ini, usia 12-25 tahun merupakan klasifikasi penonton terbanyak dengan persentase 42%, dan 32% berada di klasifikasi usia 26-45 tahun.
“Galeri Indonesia Kaya didirikan sebagai bentuk konsistensi dan semangat Bakti Budaya Djarum Foundation dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Kami juga melihat banyaknya bibit-bibit muda yang memiliki karya berkualitas dalam bidang seni pertunjukan, seperti musik, tarian, dan teater yang merupakan potensi industri kreatif. Para generasi muda ini mampu menghasilkan karya yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa, namun, mereka juga membutuhkan panggung dan wadah untuk terus berkarya. Untuk itulah hadir Galeri Indonesia Kaya sebagai wadah bagi para generasi muda ini untuk mengenal dan mencintai budaya bangsa sehingga mampu menghasilkan industri kreatif yang beridentitas nasional dan tanpa meninggalkan akar
tradisi budaya bangsa,” ujar Renita.
Kehadiran Galeri Indonesia Kaya yang didedikasikan sebagai ruang publik seni budaya Indonesia yang dikemas dengan kekinian ini mendorong generasi muda untuk melakukan proses kreatif sekaligus menikmati pertunjukan seni budaya dan budaya tanpa dipungut biaya. Hal ini disampaikan oleh pemerhati budaya dan juga seorang musisi, Yovie Widianto.
“Budaya dan perkembangan ekonomi kreatif merupakan satu garis industri kreatif yang
beridentitas nasional dan Galeri Indonesia Kaya menjadi embrio penting yang dapat mendukung kemajuan industri ekonomi kreatif Indonesia. Pada perayaan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya yang akan mempersembahkan 16 karya seni pertunjukan secara 2 minggu ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia Kreatif, Indonesia Keren. Kreatifitas adalah kekuatan, kekayaan yang takkan pernah habis. Dalam kreatifitas selalu ada inovasi dan kreatifitas unggulan anak bangsa akan menjadi identitas nasional yang membanggakan,” ujar Yovie Widianto.
Konsep Galeri Indonesia Kaya telah berhasil mengangkat cinta budaya cinta Indonesia dari
berbagai lapisan dengan lintas generasi ini juga mendapat apresiasi Titiek Puspa, seniman
legendaris Indonesia. “Kehadiran Galeri Indonesia kaya sebagai ruang publik dan tempat yang tepat untuk kelahiran dan kemunculan seniman-seniman muda yang ingin berkarya dalam dunia seni Indonesia. Galeri Indonesia Kaya dapat dijadikan motivasi bagi masyarakat terutama generasi muda Indonesia agar dapat dekat dan bangga akan kekayaan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita sehingga generasi muda ini merasa bangga menjadi Bangsa Indonesia,” ujar Titiek Puspa. *

