Dari Kios di Tanah Abang Hingga Jaringan BII

Pasar bebas Asia Tenggara yang akan bermula di 2015 membuat seluruh industri dan perdagangan di kawasan ini tanpa batas. Perusahaan jasa keuangan regional asal Malaysia, Maybank Group pun terus memperluas sayap bisnisnya di Tanah Air, khususnya bisnis ritel.

maybangmtlogoSetelah menancapkan lini bisnisnya di perbankan melalui BII Maybank dan Maybank Syariah Indonesia, Maybank mengakuisisi 99 persen saham GMT Asset Management pada 26 Agustus 2013.

Direktur Utama Maybank GMT Asset Management, Marto Sutiono, mengatakan perkembangan industri keuangan di Indonesia yang pesat memerlukan dukungan finansial yang lebih kuat agar bisa berperan lebih jauh pada pasar modal Indonesia.

Marto menuturkan Indonesia adalah emerging market yang cukup diminati investor. Dengan jaringan Maybank yang cukup luas di kawasan Asia Tenggara, Maybank GMT pun menargetkan menjadi 10 besar perusahaan aset manajemen di Indonesia dalam jumlah dana kelolaan di 2017.

“Melalui jaringan Maybank, investor dapat memperoleh aksesbilitas, keleluasaan dan kemudahan berinvestasi,” ujar Marto dalam peluncuran Maybank GMT Asset Management, (7/11).

Di Indonesia Maybank GMT akan memanfaatkan jalur distribusi ke ritel melalui BII Maybank. Marto memaparkan pihaknya saat ini tengah mengeksplorasi skala yang lebih besar dan saluran distribusi dengan memanfaatkan perusahaan afiliasi yaitu jaringan distribusi luas BII dengan hampir 400 cabang di seluruh Indonesia yang memungkinkan untuk menembus tidak hanya Jakarta, tetapi juga daerah pinggiran Jakarta.

“Banyak dari daerah-daerah ini yang belum tersentuh manfaat keuntungan berinvestasi yang merupakan potensi besar untuk membudidayakan pola pikir akan manfaat investasi dibandingkan cara konvensional menyimpan uang,” kata Marto.

Selain memanfaatkan jaringan distribusi lewat perbankan, Marto menegaskan pihaknya juga akan tetap memertahankan saluran distribusi melalui kios reksadana yang sudah ada yang berada di Tanah Abang, Mangga Dua dan Cempaka Mas. “Kami tetap melihat potensi besar para pedagang dan berusaha terus menanamkan minat investasi pada pedagang besar maupun kecil,” ujar Marto.

Menyambut pemilihan umum (pemilu) di 2014 pun tidak menyurutkan optimisme Maybank GMT dalam menarik investor. Pasalnya, lanjut Marto, berdasar pengalaman pemilu dua periode sebelumnya selalu terjadi pertumbuhan investasi reksadana yang cukup tinggi karena di masa itu pengeluaran pemerintah lebih besar dari biasanya. Hal tersebut pun akan berimbas pada investasi di masyarakat.

“Walaupun terjadi pergantian kepemimpinan di pemilu nanti, asalkan pemerintah bisa tetap mempertahankan pertumbuhan yang bagus, maka dengan sendirinya akan berdampak pada perusahaan, instrumen dan saham akan tumbuh bagus,” tukas Marto.

Pemimpin Pasar ASEAN
Chief Executive Officer Maybank Asset Management Group, Nor ‘Azamin Salleh, mengatakan masuknya Maybank ke industri aset manajemen di Indonesia memperkokoh strategi ekspansi bisnis aset manajemen Maybank untuk menjadi pemimpin pasar di ASEAN pada 2017. ‘Azamin mengatakan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN di 2015 akan membuat industri keuangan di Asia Tenggara tanpa batas.

“Dengan menjadi bagian dari Maybank AM, Maybank GMT sekarang dapat memanfaatkan keahlian tim investasi perusahaan di pasar utama ASEAN yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura dan Thailand ditambah keahlian investasi yang fokus di Asia,” kata ‘Azamin.

maybankgmt

Ia menuturkan Indonesia merupakan pasar yang menarik dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara (pertumbuhan 6,2 persen pada 2012) dan populasi ke empat terbesar di dunia. “Indonesia menjadi kunci yang bisa memberikan kontribusi besar bagi grup di masa mendatang,” cetus ‘Azamin.

Ia menilai dengan track record, size dan manajemen yang tertata membuat pihaknya memilih GMT untuk diakuisisi dibanding perusahaan aset manajemen lainnya. Sebelum diakuisisi Maybank, GMT adalah perusahaan jenis butik berskala kecil.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Noor Rachman, berharap kehadiran Maybank GMT bisa meningkatkan kegairahan pasar modal dengan membawa ilmu dan teknologi ke Indonesia.

“Jumlah investor reksadana di Indonesia baru sekitar 300 ribu dan investor saham 370 ribu, sangat sedikit jika dibanding jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa. Namun ini menunjukkan masih ada ruang sangat besar untuk pasar modal Indonesia,” ungkap Nor ‘Azamin Salleh.

Ia menambahkan OJK pun berupaya meningkatkan jumlah investor dan emiten yang go public dengan terus memperbaiki infrastruktur pasar modal. OJK bersama dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia pun akan memberlakukan identitas tunggal (single investor identification/SID) untuk investor reksadana mulai 2014.

Reksadana Syariah
Marto menjelaskan Maybank GMT pun berfokus pada dana konvensional dan syariah yang diinvestasikan ke pasar Asia. “Meskipun kami percaya bahwa produk syariah akan mendapatkan respon yang lebih kuat dari publik umum melihat lebih dari 80 persen penduduk Indonesia adalah muslim,” tukas Marto.

Selain menawarkan produk reksadana konvensional, Maybank GMT juga membidik investor syariah dengan berencana mengeluarkan reksadana syariah.  “Dalam pipeline kami berencana menerbitkan syariah product tahun 2014,” cetus Marto. Maybank GMT berencana mengeluarkan reksa dana syariah pasar uang sesuai dengan permintaan pasar. Strategi yang dipilih untuk menarik investor syariah adalah berhubungan langsung dengan calon investor syariah potensial.

‘Azamin menambahkan Maybank GMT berminat mengeluarkan produk reksadana syariah karena melihat permintaan produk tersebut yang cukup banyak. “Permintaan akan produk keuangan syariah itu tidak hanya di Indonesia tetapi juga global. Kami cukup positif untuk investasi syariah di Indonesia,” kata ‘Azamin.  Maybank Asset Management mengelola dana sampai 11 miliar ringgit sampai 11 Oktober 2013. Dana kelolaan Maybank GMT sampai September 2013 sebesar Rp790 miliar.

NorMaybank1

“Jumlah investor reksadana di Indonesia baru sekitar 300 ribu dan investor saham 370 ribu, sangat sedikit jika dibanding jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa. Namun ini menunjukkan masih ada ruang sangat besar untuk pasar modal Indonesia,” ungkap Chief Executive Officer Maybank Asset Management Group, Nor ‘Azamin Salleh.