Kerusakan lingkungan termasuk hutan adalah tanggujawab manusia berdasarkan yang tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an. Dengan demikian, maka manusialah yang harus bahu membahu untuk menyelamatkan apa yang telah dianugrahkan Allah SWT pada umatnya.
Demikian disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin dalam diskusi Tata Kelola Hutan dan Lahan di Indonesia, yang diselenggarakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Aula Gedung Dakhwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (22/1)
Din menambahkan, kerusakan diatas bumi bukan saja akibat peperangan, tetapi ketiadaan kedamaian atas manusia dengan alam.”Saya berharap Muhammadiyah melalui Mejelis Pemberdayaan Masyarakat dan Majelis Lingkungan Hidup dapat memberikan rekomendasi melalui sebuah buku yang berisi rekonstruksi bagi bangsa Indonesia dalam isu lingkungan,” papar Din, dalam rilisnya yang diterima MySharing, Jumat (23/1).
Sementara Ketua MPM Muhammadiyah, Said Tuhulely, mengatakan, saat ini MPM dan MLH sedang melalukan penelitian di tiga tempat di Indonesia, yaitu Kalimatan Timur, Sulawesi Tengah dan Sumatera Selatan. Dari pengamatan yang ada di lapangan, lahan masyarakat sudah banyak tergusur oleh korporasi besar. “Yang akhirnya menempatkan masyarakat sekitar hanya sebagai buruh dan tidak lagi memiliki lahan,” ujar Said.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutann Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI, Tachrir Fathoni menjelaskan, saat ini laju deforestasi yang ada di Indonesia telah nyaris menyentuh satu juta hektar setiap tahunnya. Dengan sisa hutan yang ada tinggal sekitar 120 juta hektar.
Menurutnya, hal ini sangat memprihatinkan, dan dibutuhkan usaha keras melalui teknologi dan juga kesadaran agar hutan masih terjaga kelestariannya.