Ketua Umum Asbisindo 2015 - 2016 Agus Sudiarto (kedua dari kiri) saat memberikan sambutan usai Munas Asbisindo hari ini di Jakarta.
Ketua Umum Asbisindo 2015 - 2018 Agus Sudiarto (kedua dari kiri) saat memberikan sambutan usai Munas Asbisindo hari ini di Jakarta.

Dirut BSM – Agus Sudiarto, Ketua Umum Asbisindo 2015 – 2018

[sc name="adsensepostbottom"]

Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) telah memilih Ketua Umum barunya untuk periode tahun kepengurusan 2015 – 2018. Adalah Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) – Agus Sudiarto, yang terpilih sebagai Ketua Umum Asbisindo yang baru, menggantikan pejabat lama Yuslam Fauzi yang telah menyelesaikan dua periode jabatannya.

Ketua Umum Asbisindo 2015 - 2016 Agus Sudiarto (kedua dari kiri) saat memberikan sambutan usai Munas Asbisindo hari ini di Jakarta.
Ketua Umum Asbisindo 2015 – 2018 Agus Sudiarto (kedua dari kiri) saat memberikan sambutan usai Munas Asbisindo hari ini di Jakarta.

“Saya mengajak para pengurus Asbisindo untuk bersama-sama kita bahu membahu mempersiapkan diri menghadapi tantangan persaingan di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Industri perbankan syariah nasional kita harus kompeten agar bisa bersaing di MEA, dan jangan hanya menjadi penonton,” tegas Agus usai terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Asbisindo di Gedung Bank Mega Syariah, Kuningan, Jakarta, hari ini, Kamis 16 April 2015.

Agus perlu menekankan hal tersebut, terlebih tantangan industri perbankan syariah di tanah air ini untuk ke depannya akan semakin tinggi, padahal di sisi lain kondisi bisnis perbankan syariah secara umum sedang melambat.

“Untuk sekarang ini, kita bersaing secara bebas dengan industri perbankan konvensional nggak akan pernah sampai, karena mereka sudah jauh lebih siap. Maka dari itu industri perbankan syariah ini harus tetap ada support yang lebih dari Pemerintah. Supaya industri yang masih infant ini bisa tumbuh lebih cepat dibandingkan kalau industri ini hanya berkembang sendirian saja tanpa dukungan,” demikian papar Agus panjang lebar.

Agus lalu menambahkan, selama ini memang dukungan dari Pemerintah RI terhadap pengembangan perbankan syariah sudah mereka rasakan. Namun menurut Agus, dukungan dari Pemerintah tersebut diharapkan akan lebih besar lagi untuk ke depannya.

“Seharusnya masih bisa lebih besar lagi dukungan dari Pemerintah. APBN kan selama ini hanya terbatas kepada beberapa bank. Memang betul, paling tidak sekarang ini dana haji sudah ada di kita bank syariah. Namun demikian ke depannya, dana-dana lain yang tekait dengan syariah, misalnya dana beasiswa untuk para siswa sekolah Islam yang ada di Kemenag dan Kemendiknas, seharusnya itu juga bisa disalurkan melalui bank syariah. Kemudian juga dana-dana lain yang ada di Pemerintah yang terkait dengan kepentingan ummat Muslim , seharusnya juga bisa melalui bank syariah,” tegas Agus lagi.

Agus lalu menambahkan, organisasi Asbisinso yang kini dipimpinnya memiliki peran strategis di dalam mengembangkan bank syariah di Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal seperti sosialisasi, kompetensi SDM, permodalan, sengketa di lembaga peradilan, pengembangan (diversifikasi) produk.

Selain itu, bank syariah juga masih mengalami unincentive regulatory di antaranya terkait kebijakan BI/OJK khususnya yang berkenaan dengan perlakuan tingkat kolektibilitas, pengaturan perubahan proyeksi pembiayaan, dan pengaturan tentang bantuan likuiditas dari BI.

“Saya dan para pengurus Asbisindo siap menghadapi tantangan yang ada. Dan kami bersama-sama akan terus berusaha memajukan industri bank syariah di Indonesia,” demikian Agus Sudiarto.