Dompet Dhuafa-ICMI Gagas Pokja Nasional Kabut Asap

[sc name="adsensepostbottom"]

Dompet Dhuafa dan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) menginisiasi Program Kerja (Pokja) Nasional Kemanusiaan penanganan kabut asap di ranah pasca bencana untuk anak-anak dan kaum rentan terdampak asap.

POKJA NASIONALSudah lebih dari tiga bulan sebagian besar kawasan Sumatera dan Kalimantan terpapar bencana kabut asap. Setidaknya ada 43 juta jiwa terpapar dan 19 orang meninggal dunia akibat bencana asap tersebut. Berdasar data Kementerian Pendidikan Nasional, ada 24.773 sekolah dan 4.692.537 siswa terpapar asap. Sementara, di sektor kesehatan sebanyak 529.527 jiwa terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di enam provinsi di Sumatera dan Kalimantan.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini, menuturkan masyarakat yang secara simultan terpapar partikel asap selama 2 bulan lebih perlu penanganan yang menyeluruh. Untuk itu sinergi dan kolaborasi antarlembaga kemanusiaan harus dilakukan. “Mengingat kabut asap ini sudah 19 tahun berulang setiap tahun, sehingga bisa dibayangkan kualitas generasi masa depan bangsa dari kesehatan khususnya anak-anak yang dari lahir pertumbuhannya harus menghirup asap selama bertahun tahun,” kata Juwaini, Selasa (10/11).

Oleh karena itu, Dompet Dhuafa dan ICMI pun sepakat membentuk pokja nasional penanganan kabut asap untuk anak-anak dan kaum rentan terdampak asap. Ahmad menjelaskan pokja ini dideklarasikan atas prinsip independensi sebagai semangat kolaborasi kerelawanan dari lembaga-lembaga dan organisasi kemanusiaan yang hadir. Program ini juga akan didukung oleh berbagai lembaga kemanusiaan lainnya seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Humanitarian Forum Indonesia (HFI), South East Asia Humanitarian Forum (SEAHUM), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

“Salah satu inisiasi Pokja Nasional Kemanusiaan adalah medical check up untuk 1.000 anak di wilayah terdampak Sumatera dan Kalimantan melalui media Anjungan Tes Medik secara berkala. Selain itu, ada pula program mitigasi bencana melalui pembentukan Community First Responder (CFR) melibatkan relawan lokal,” jelas Ahmad. Baca: Dompet Dhuafa Buka Donasi Bagi Korban Kabut Asap

Aktivitas CFR, imbuh Ahmad, akan berfungsi sebagai episentrum edukasi kesiapsiagaan masyarakat berbasis sumber daya lokal dalam merespon kebencanaan. CFR akan dipusatkan di sembilan titik Safe House yang telah didirikan di sembilan titik terdampak kabut asap, yaitu di Palembang (tiga titik), Riau dua titik), Jambi (dua titik), Kalimantan Tengah (dua titik).

Selain medical chek up dan CFR, program lain yang akan digulirkan Pokja Nasional Kemanusiaan, yakni:

  1. Mendukung penumbuhan kemandirian ekonomi masyarakat yang dilanda kabut asap yang berbasis program social enterprise dan wakaf, seperti wakaf untuk Safe House dan ambulans.
  2. Instalasi sumur air bor lahan-lahan yang dilanda kebakaran. Sumur bor ini selain berfungsi sebagai sumber mata air warga ketika musim kekeringan, juga sebagai sumber air kala kebakaran terjadi.
  3. Penguatan kapasitas kelompok-kelompok masyarakat dalam mengantisipasi kebencanaan melalui program Penanggulangan Risiko Bencana.
  4. Mendorong dimasukkannya materi kesiapsiagaan menghadapi bencana dalam kurikulum lokal di daerah-daerah yang memiliki tingkat keparahan asap tinggi.

Sementara, Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim, menyambut baik keberadaan Pokja Nasional Kemanusiaan yang digagas Dompet Dhuafa dan ICMI. Menurutnya, sinergi yang dilakukan bisa menjadi model kerja sama yang memberikan solusi dalam menghadapi berbagai persoalan, seperti kabut asap. “Banyak hal yang bisa dilakukan seperti sosialisasi dan penegakan perda lingkungan hidup atau kehutanan. Juga antisipasi dini kondisi tanggap darurat bencana sosial dan alam, termasuk persoalan penyediaan air bersih,” kata Marwah.

Pokja Nasional Kemanusiaan juga menjadi sarana peningkatan kepedulian pada komunitas adat terpencil. Hal ini sebagaimana konsep yang dimiliki ICMI mengenai program kampung ICMI untuk selanjutnya menjadi kampung ICMI-Dompet Dhuafa. “Maka untuk pilot projectnya, program akan bergulir di Jambi. Adapun agenda terdekat adalah besok, Rabu, tim akan ke Jambi untuk assessment rencana program dan evaluasi program yang sudah berjalan,” pungkas Marwah.