Program pembangunan Rumah Rakyat Ramah Lingkungan di Garut bekerjasama dengan Indocement Tunggal Prakarsa.
Kini Garut memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca banjir bandang yang terjadi. Pemulihan sarana prasarana, ekonomi dan psiko-sosial menjadi sasaran utama. Program pemulihan pasca banjir bandang ini diajukan sebagai salah satu peran Dompet Dhuafa dalam memulihkan berbagai sektor kehidupan masyarakat Kabupaten Garut.
Program pembangunan Rumah Rakyat Ramah Lingkungan (RURAL) ini bekerjasama dengan Indocement Tunggal Prakarsa. Peletakan batu pertama di Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut pun telah dilakukan akhir pekan lalu. Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rulyawan mengatakan Dompet Dhuafa memiliki mandat sekaligus amanah dari para donatur untuk terlibat dalam upaya pembangunan rumah bagi masyarakat terdampak.
“Dalam upaya ini, Dompet Dhuafa mengikuti arahan dari pemkab Garut untuk membangun di salah-satu blok yang disarankan, yakni Desa Lengkong Jaya, Kecamatan Limbangan. Yang pasti, rumah adalah kebutuhan pokok. Rumah yang baik akan menjadi instrumen untuk mempercepat proses pemulihan bagi penyintas terdampak bencana di Garut,” cetusnya dalam siaran pers yang diterima MySharing, Selasa (13/12).
Untuk fase awal, Dompet Dhuafa membangun 10 rumah, satu mesjid, dan fasilitas umum dengan konsep hunian yang layak yang berbasis energi terbarukan dengan mengaplikasikan teknologi RISHA-Indocement. “Fasilitas dilengkapi dengan biodigester untuk bahan bakar rumah tangga, pembangunan rumah kami laksanakan dengan prinsip build-back-better-safer,” kata Imam.
RURAL menerapkan teknologi rumah layak huni dan terjangkau dari Indocement Tunggal Prakarsa yang dapat dibangun secara bertahap berdasarkan modul. Teknologi pembangunan rumah pabrikasi berbasis semen dengan tujuan mampu membangun rumah instan, sehat dan sederhana, namun berkualitas dengan harga terjangkau. Model Rumah yang akan dibangun adalah rumah tapak tipe 36/60. Penambahan teknologi pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan dengan mengaplikasikan biogas sebagai sumber energi bagi setiap unit rumah yang dibangun, baik sebagai sumber bahan bakar maupun sumber cahaya.
Bangun Dapur Umum di Aceh
Pekan lalu, wilayah Pidie Jaya, Aceh, pun dilanda gempa berskala 6.4 SR. Tim Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa turut turun membantu dengan terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan pemerintah serta lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya dalam pencarian korban hingga mencukupi kebutuhan di pos pengungsian.
“Saat ini Dompet Dhuafa terus bersinergi dengan pemerintah dalam upaya tanggap bencana. Termasuk Layanan Kesehatan Cuma-cuma yang berkolaborasi dengan beberapa puskesmas untuk upaya mencegah terjadinya wabah penyakit pasca gempa,” ujar Direktur Disaster DMC Dompet Dhuafa Syamsul Ardiansyah.
Selain itu, Dompet Dhuafa juga membangun dapur umum yang berlokasi di Masjid Baiturrahim Musa Jl Medan Banda Aceh, Gampong Teungoh Musa Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya. “Kemudian di sektor pendidikan Dompet Dhuafa berencana membuka ruang belajar darurat,” imbuh Syamsul.
BNPB mendata 11.142 jiwa mengungsi di 28 lokasi. Data jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Aceh sebanyak 102 jiwa. Satu orang masih hilang dan dalam pencarian pasca gempa. Sementara, jumlah korban luka berat mencapai 136 jiwa dan 616 jiwa luka ringan. Untuk jumlah kerusakan bangunan terdapat 429 rumah rusak (348 rusak berat, 42 rusak sedang, 39 rusak ringan), 234 ruko rusak (124 rusak berat, 110 rusak ringan), 18 masjid rusak (16 rusak berat, 1 rusak sedang, 1rusak ringan).

