Indonesia Aid Dompet Dhuafa telah menyalurkan amanah bantuan masyarakat Indonesia berupa logistik untuk sekitar 27.000 kepala keluarga (KK) pengungsi Afrika Tengah. Untuk bantuan krisis tersebut, Dompet Dhuafa menganggarkan dana sebesar Rp 1 miliar. Sedangkan di Suriah tim kemanusiaan Indonesia Aid Dompet Dhuafa for Syria menyalurkan bantuan obat-obatan seperti antibiotik, obat batuk, demam, penghilang nyeri, obat diare, anestesi gel, suntikan untuk para korban perang Suriah.
Koordinator Tim Kemanusiaan Indonesia Aid Dompet Dhuafa untuk Afrika Tengah, Sabeth Abilawa, menuturkan tim bersama NGO kemanusiaan lokal setempat, AHAS Association Humanitaire Pour le Development du Cameroon, telah menyalurkan 2 kontainer logistik berupa makanan, air mineral, dan obat-obatan yang dibeli dari kota Doula, yang berjarak dekat dari Kenzu untuk dibagikan kepada seluruh pengungsi. “Yang jelas mereka sangat membutuhkan bantuan makanan, kesehatan, dan air bersih karena secara umum daerah disini sangat kesulitan air,” terang Sabeth melalui pesan elektronik. Dengan pemberian bantuan tersebut, tim Dompet Dhuafa merupakan lembaga kemanusiaan Indonesia yang pertama kali memberikan bantuan kepada para pengungsi Afrika Tengah.
Berdasar informasi terakhir pada Rabu (26/3) pagi waktu setempat, Sabeth menuturkan gelombang pengungsi yang datang ke wilayah Kenzu semakin bertambah.“Diperkirakan jumlah pengungsi di wilayah Kenzu ini akan terus bertambah karena barusan juga ada 2 mobil truk yang membawa ratusan pengungsi datang ke sini,” jelasnya.
Rencananya hingga empat hari kedepan, Tim Kemanusiaan Indonesia Aid Dompet Dhuafa akan membuat instalasi air dan mensurvei beberapa titik wilayah untuk membantu pengadaan air bersih di Kenzu. “Hari ini juga kita akan mensurvei titik-titik air atau waterpam untuk kita bangun 2 atau 3 instalasi air bersih,” tegas Sabeth.
- PMI dan Mitra Lanjutkan Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi Gaza
- Zakat BSI Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak
- BSI Maslahat Paparkan Maslahat Wrapped 2024, Menapaki 365 Hari Menebar Maslahat untuk Semua
- KB Bank Syariah Sukses Pertahankan Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings
Menurutnya, sejauh mata memandang wilayah Kenzu hanya dipenuhi tenda-tenda pengungsi berwarna putih, semua itu dikarenakan banyaknya jumlah pengungsi. Hampir 95 persen pengungsi tinggal di tenda-tenda pengungsian, dan sisanya yang baru datang sebagian tinggal di lapangan, dan belum ada tenda, dan makanpun mereka dijatah.
Dari pengamatan Sabeth di lapangan, mayoritas pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Tubuh mereka kurus tak terurus. “Wajah-wajah kelelahan dan tatapan nanar menghiasi raut wajah orang orang yang terusir dari negerinya ini,” kata Sabeth lirih.
Kenzu merupakan wilayah Kamerun yang tidak lebih baik dari Afrika Tengah sendiri. Pasalnya, Kenzu merupakan desa terpencil di dalam hutan dan mereka harus tinggal mengungsi di sana. Selain mengungsi di Kamerun, rata-rata pengungsi mengalir ke beberapa wilayah perbatasan Kamerun seperti di utara Afrika Tengah, Kongo,dan Sudan. Sebagian besar memang mengalir di wilayah Kamerun sebab, Kamerun merupakan wilayah yang paling dekat dengan Ibu Kota Afrika Tengah.
Merespon krisis kemanusiaan yang terjadi di Afrika Tengah ini, tim Indonesia Aid Dompet Dhuafa berangkat dari Indonesia sejak Rabu (19/3) pekan lalu. Relawan tiba di Doula, Kamerun kemudian berkoordinasi dengan NGO lokal, AHAS Association Humanitaire Pour le Development du Cameroon untuk mengetahui kebutuhan korban. Dalam siaran pers yang dirilis pekan lalu, Dompet Dhuafa mengutuk keras pembunuhan rakyat sipil yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab di Republik Afrika Tengah. Dompet Dhuafa pun menyerukan kepada lembaga-lembaga kemanusiaan dunia dan juga Indonesia untuk membantu rakyat Republik Afrika Tengah yang terancam bencana kelaparan. Serta meminta pemerintah Indonesia dan pemerintah Republik Afrika Tengah untuk memudahkan akses bantuan-bantuan kemanusiaan yang akan disalurkan.
Sementara, Koordinator Relawan Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa for Syria Nugroho Indera Warman, mengatakan tim kemanusiaan juga melakukan serah terima bantuan obat-obatan untuk diserahkan langsung ke Suriah. Namun, selama 3 hari menunggu kepastian untuk menyebrang ke Suriah ada beberapa kendala yang dihadapi, salah satunya semakin panasnya perbatasan dengan adanya saling serang antara Turki dan Suriah.
“Serah terima bantuan kami berikan kepada mitra NGO Internasional dari Turki bernama IHH, mengingat kondisi tidak memungkinkan,” terang Nugroho.
Menurutnya, saat ini warga-warga disana sangat membutuhkan obat-obatan. “Bantuan obat-obatan termasuk anastesi sebanyak ratusan karton akan diseberangkan oleh pihak IHH ke tiga rumah sakit yang ada di Suriah di wilayah Bab Al-Hawa, Sarmada dan Azman dengan penerima manfaat sekitar 1.000 pasien yang ada di sana,” jelas Nugroho.