Industri keuangan syariah memang sudah merambah hingga ke Eropa. Namun, belum banyak terdengar implementasinya di Amerika Latin.

Penggunaan akad murabahah (jual beli) menjadi salah satu bahan diskusi agar eksportir Brazil bisa menggaet konsumen Muslim. “Transaksi ini bisa dilakukan oleh eksportir Brazil. Ia dapat menjual barangnya ke bank syariah, yang kemudian akan membayarnya tunai dan kemudian menjualnya kembali dengan angsuran kepada pembeli di Arab. Tujuannya adalah untuk menghindari spekulasi,” jelas Martins, dikutip dari Islamic Finance, Jumat (28/8).
Setidaknya ada hampir 60 perwakilan perusahaan anggota Kamar Dagang Arab yang mengikuti workshop keuangan syariah yang diselenggarakan di ibu kota Brazil, Sao Paulo. Perusahaan dagang, produsen makanan, firma hukum, bank ritel dan bank investasi turut berpartisipasi dalam event tersebut. Baca: Muslim Brazil Kampanye Islam Toleran di Piala Dunia
“Keuangan syariah adalah topik baru bagi kami, oleh karena itu kami perlu memahami bagaimana cara kerjanya. Di event ini kami memperoleh kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan kami,” kata Chief Executive Officer Kamar Dagang Arab, Michel Alaby. Berdasar data Federasi Islam Brazil, ada sekitar 1,5 juta muslim bermukim di negara tersebut. Brazil juga tercatat sebagai salah satu produsen/eksportir daging halal terbesar. Baca: Trust Muslim Tunjukkan Keterbukaan Umat Muslim
Brazil merupakan salah satu pasar berkembang yang produk domestik brutonya meningkat tiga kali lipat dari 800 miliar dolar pada 2005 menjadi 2,4 triliun dolar pada 2011. Negara berpopulasi 202 juta jiwa iyu juga memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam. Arab Saudi menjadi rekan dagang terbesar ke-20 bagi Brazil. Selain itu, Brazil juga mencatat surplus perdagangan dengan Uni Emirat Arab, Indonesia dan Iran.

