Garin Nugroho, avant garde sinema Indonesia kembali mengajak penikmat seni Indonesia untuk mengenal sejarah tokoh Indonesia dan mengemasnya dalam pertunjukan yang tidak hanya menghibur, namun juga mengedukasi.

Kali ini, Garin mengangkat Raden Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, yang memiliki peran yang sangat kompleks dalam pembentukan sejarah Indonesia, dalam pertunjukan bertajuk Monolog Film Indonesia di Mata Tjokro, di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Thamrin, Jakarta.
Tokoh yang akrab dengan sebutan Tjokro tersebut, dikenal sebagai salah satu pelopor pergerakan di Indonesia, dan juga merupakan guru para pemimpin-pemimpin besar Indonesia seperti Alimin, Soekarno, Kartosuwiryo dan Tan Malaka.
HOS Tjokroaminoto adalah pendiri Sarekat Islam yang memperjuangkan hak dan martabat masyarakat Indonesia di awal tahun 1900. Pada periode awal abad ke-20 tersebut sejarah sinema Indonesia mulai terbangun dengan terbukanya era industri, turisme, komunikasi dan politik. Sebuah zaman baru yang menuntut hiburan sebagai relaksasi seiring pertumbuhan kota-kota di Jawa sekaligus sebagai media informasi menandai lahirnya abad visual awal.
“Ketika berbicara mengenai HOS Tjokroaminoto pada dasarnya berbicara tentang asal-usul politik kehidupan berbangsa di masa itu. Kita akan melihat bagaimana kemuliaan dan kehebatan asal-usul politik yang dibawa beliau. Saya ingin menampilkan pemikiran Tjokro yang mempengaruhi mulainya sejarah film Indonesia dan mengenalkan beliau sebagai seorang seniman, bukan hanya seorang politikus,” ujar Garin Nugroho.
Selama kurang lebih 60 menit, Garin Nugroho mengangkat dan menampilkan pemikiran Tjokro yang mempengaruhi mulainya sejarah film Indonesia. Hanya dengan sebuah kursi serta latar panggung anyaman rotan yang sederhana, Garin berhasil membangkitkan rasa ingin tahu pengunjung akan asal usul politik yang dibawa oleh Tjokro. Tidak hanya dari segi politik saja, tetapi juga dari karya-karya tulisannya.
“Garin Nugroho selalu memiliki ide-ide orisinal dan unik dalam mengangkat sejarah dan kebudayaan bangsa Indonesia ke atas panggung. Ia selalu berhasil merepresentasikan kisah-kisah beragam budaya Indonesia yang multikultur dalam setiap pertunjukannya, seperti kisah sosok HOS Tjokroaminoto ini yang memperkenalkan sisi lain beliau sebagai seorang seniman. Pastinya ini adalah pertunjukan yang memperluas pengetahuan sejarah kita dan dikemas secara menarik dan patut untuk disaksikan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Garin Nugroho sendiri telah meraih yang meraih berbagai penghargaan melalui karya-karya film produksinya. Ia juga aktif sebagai pendongeng bersama Kelompok Dongeng Kebangsaan yang telah melakukan beragam monolog di berbagai wilayah di Indonesia dan merepresentasikan kisah-kisah beragam budaya Indonesia yang multikultur tetapi jarang dikupas banyak orang.

