Garuda Kantongi Pembiayaan Syariah US$ 100 Juta

[sc name="adsensepostbottom"]

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, menerima fasilitas pembiayaan syariah dari PT Bank International Indonesia (BII) MayBank senilai US$ 100 juta.

garuurdaaFasilitas pembiayaan syariah senilai US$ 100 juta tersebut disepakati dalam penandatangan kerjasama “Strategi Fasilitas Pembiayaan Bilateral Syariah BII dan Garuda Indonesia”, di kantor Garuda Indonesia, di Jakarta, Selasa (24/3).

Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo, menuturkan, fasilitas pembiayaan syariah ini merupakan bentuk kepercayaan mitra perusahaan terhadap Garuda Indonesia sejalan dengan peningkatan kinerga Garuda sepanjang awal 2015. “Pembiayaan syariah ini memberikan nilai tambah bagi Garuda Indonesia sejalan dengan program “Quik Wins” yang tengah dilaksanakan untuk mendukung pengembangan perusahaan ke depan,” kata Arif. Baca: Garuda Hedging dengan Tiga Bank

Hal senada dikatakan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra. Menurutnya, fasilitas pembiayaan syariah dari BII Masbank tersebut memiliki jangka satu tahun. Pembiayaan yang diperoleh oleh emite berkode saham GIAA tersebut akan digunakan untuk refinancing utang jatuh tempo. Hingga Juni 2015, utang jatuh tempo emiten berkode saham GIAA tercatat mencapai Rp 350 juta. Pada tahun depan, GIAA juga memiliki utang jatuh tempo dengan nilai yang sama.

Askhara mengatakan, kridet terbaru dari BII MayBank akan menjadi bridging loan US$ 500 juta. Dan perusahaan akan mulai melalukan penarikan pinjaman pembiayaan syariah tersebut pada pekan depan. ” Ini untuk melunasi utang sampai dengan Juni,” kata Askahara.

Setelah bridging loan ini, lanjutnya, Garuda Indonesia akan menerbitkan sukuk global pada Mei mendatang. Sukuk global tersebut nantinya akan digunakan untuk melunasi bridging loan yang sudah dilakukan sebelumnya. Dan hingga saat ini, Garuda Indonesia masih menunggu audit laporan keuangan kuartal I-2015 sebelum memulai pencarian sukuk global tersebut.

Namun demkian, Askhara mengatakan, sejauh ini sudah ada 12 perbankan yang memberikan komitmen pendanaan. Dari jumlah itu, 7 bank berasal dari Timur Tengah, 2 dari Malaysia dan 3 bank merupakan bank international. Dan meskipun kebutuhan pelunasan bridging loan hanya US$ 500 juta. Tetapi, mereka telah memberikan komitmen pendanaan mencapai US$ 800 juta. ” Itu saya persiapkan supaya tidak ada keraguan di market. Kalau market ada apa-apa kita sudah ada back up-nya,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama BII, Taswin Zakaria, menyatakan, peningkatan kemitraan strategis dengan Garuda Indonesia dengan menyediakan fasilitas pembiayaan syariah, selaras dengan strategi BII. Yaitu untuk mendukung BUMN dan top tier client di Indonesia serta strategi Sharia First, yang memberikan pilihan fasilitas syariah kepada mitra nasabah dalam mendukung ekspansi bisnis. ”Dukungan ini selaras dengan misi BII dan MayBank, yaitu humanizing financial services. Khususnya untuk berada di tengah masyarakat dengan memberikan layanan dan solusi terbaik kepada mitra bisnis kami,” kata Taswin. Baca:BNI Perkuat Layanan Hedging dengan Garuda Indonesia