Pertumbuhan industri perbankan syariah di tahun ini diperkirakan tidak sepesat tahun-tahun sebelumnya. Menyiasati hal tersebut, unit usaha syariah (UUS) Bank Danamon pun menyiapkan sejumlah produk baru demi mempertahankan momentum pertumbuhan.

Ia juga tak menutup kemungkinan menjalin kerjasama dengan bank pembiayaan rakyat syariah untuk Tabungan Qurban. Sementara, untuk Tabungan Umroh UUS Bank Danamon menargetkan produk tersebut bisa diluncurkan pada September 2014. Herry mengungkapkan kini pihaknya masih memfinalisasi paket dan fitur yang akan hadir di produk tersebut, salah satunya akan ada fitur proteksi perlindungan bagi nasabah Tabungan Umroh, oleh karena itu kini produk tersebut masih dalam proses perizinan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di sisi lain, Herry mengungkapkan pihaknya juga sedang melakukan feasibility study untuk mengembangkan Tabungan Haji.
Sementara, di sisi produk pembiayaan, UUS Bank Danamon menawarkan produk berakad ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT). Herry menjelaskan produk ini khusus untuk pembiayaan alat berat dan transportasi, dimana bank membelikan alat yang dibutuhkan nasabah dan kemudian akan menyewakannya kepada nasabah. Nasabah kemudian akan membayar sewa selama masa tenor sewa dan pada masa akhir sewa, nasabah memiliki alat tersebut melalui akad jual beli.
Pertumbuhan Melambat
Herry mengutarakan bahwa performa bank syariah sampai bulan Mei 2014 memang agak melambat. “Tahun ini bukan tahun yang agresif untuk pertumbuhan. Tahun lalu pertumbuhan bisa 30 persen per tahun, tapi tahun ini bisa 20 persen sudah Alhamdulillah,” tukasnya.
Sampai kuartal I 2014 UUS Bank Danamon mencatat aset Rp 2,8 triliun, dana pihak ketiga Rp 2,2 triliun, dan pembiayaan Rp 1,9 triliun. Ditanya mengenai rencana spin off, Herry menyebutkan langkah tersebut idealnya dilakukan jika aset sudah mencapai di atas Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.
“Nah kalau bisa tumbuh baik dalam 2-3 tahun ke depan (spin off) itu bisa dilakukan. Kenapa? Karena kalau aset tidak sampai segitu, maka tidak bisa masuk kategori bank BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) II dan tidak bisa ada layanan cash management dan e-banking,” papar Herry. Oleh karena itu, UUS Bank Danamon pun terus berbenah diri.

