Svarabuana yang yang berdiri dibawah Nanfeng Nusantara menggabungkan empat alat musik berdawai paling eksotis di dunia dengan konsep menawan, elegan dan unik.

Bersama Galeri Indonesia Kaya, mereka menghadirkan pertunjukan Exotic World of Strings atau Dunia Dawai nan Eksotis di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Thamrin, Jakarta, pada akhir pekan lalu.
“Nanfeng Nusantara adalah grup budaya yang secara konsisten mengembangkan budaya musik peranakan Tionghoa, namun terus menciptakan variasi-variasi dan perubahan unik seiring dengan kemajuan jaman. Mereka memiliki komitmen yang kuat untuk terus melestarikan kesenian Tionghoa dengan selalu memberikan sentuhan unsur khas Indonesia. Dengan inovasi dan modernisasi dalam berkesenian yang selalu mereka lakukan, berkembangnya Nanfeng Nusantara harus terus kita dukung dan apresiasi,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pada peradaban tertentu, dawai atau yang biasa kita sebut dengan senar, dibuat sedemikian rupa dan menghasilkan alat musik berdawai yang berbeda-beda. Contohnya adalah alat musik Harpa dari peradaban Barat, Guzheng dari peradaban Timur, Sasando dari Nusantara, dan juga Erhu dari Tiongkok.
Pada pertunjukan kali ini Svarabuana yang beranggotakan 4 wanita, yaitu Isabela Nyssa Amelia pada Sasando, Lai Lynna pada Guzheng, Maria Pratiwi pada Harpa dan Chesara Dylan pada Erhu membawakan lagu-lagu dari berbagai belahan dunia dan juga lagu Bunga Rampai Nusantara yang merupakan medley lagu-lagu daerah Nusantara dari Sabang sampai Merauke, ditutup secara apik oleh lagu Indonesia Pusaka sebagai pengikat kesatuan seluruh kepulauan Nusantara.
Tidak hanya ahli memainkan alat musik berdawai, mereka juga memadukannya dengan nyanyian yang sangat indah dan membawa pengunjung hanyut dalam lantunan lagu-lagu sepanjang pertunjukan yang berdurasi 45 menit ini.
Dalam rangka merayakan hari raya Imlek, pengunjung juga disuguhkan dengan penampilan seni barongsai diakhir pertunjukan. Semarak atraksi barongsai ini merupakan suatu perayaan yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, yang menunjukan bahwa bangsa kita benar-benar meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika dimana tidak ada lagi sikap diskriminasi bagi masyarakat Tionghoa.
“Kami sangat senang dapat tampil di Galeri Indonesia Kaya dalam memperingati hari Imlek. Pertunjukan yang menampilkan penyatuan dua budaya dengan sentuhan modern ini merupakan sebuah bentuk usaha bagi kami untuk terus memperkenalkan dan mengakrabkan masyarakat dengan budaya peranakan Tionghoa Indonesia,” ujar Priyanto Chang dari Nanfeng Nusantara.
Sejak Nanfeng Nusantara didirikan tahun 2007, grup musik tradisional Mandarin ini telah menjadi icon penyedia jasa hiburan musik yang bersifat oriental. Setiap tahunnya, Nanfeng Nusantara mengembangkan konsep baru dalam pementasannya seperti Svarabuana, Nanfeng Chinese Orchestra, Gambang Peranakan dan East Meets West.

