Indonesia Harus Segera Tindak Lanjuti Komitmen Investasi Pasca KAA

[sc name="adsensepostbottom"]
Pemerintah Indonesia harus segera menindaklanjuti berbagai komitmen investasi serta kerja sama perdagangan yang diperoleh dari hasil pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Asia Afrika (KAA) yang baru lalu.

jokowi kaa“Tindak lanjut itu sangat penting mengingat komitmen investasi dan kerja sama perdagangan yang diperoleh Indonesia dalam pertemuan bilateral selama KAA sangat besar, dan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata William Henley, CEO Indosterling Capital hari ini di Jakarta, Selasa (28/4).

Disela-sela KAA, Presiden Joko Widodo melakukan sebanyak 15 pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara. Beragam penawaran kerja sama dan komitmen investasi diraih dalam pertemuan bilateral tersebut.

Misalnya Perdana Menteri Thailand – Prayut Chan O Cha menawarkan kerja sama di bidang industri dan perikanan. Kepada PM Thailand, Presiden Jokowi menawarkan ker jasama di bidang teknologi pertanian, manufaktur, makanan, dan pariwisata dengan Thailand. Sementara dengan Perdana Menteri Jepang – Shinzo Abe, Presiden Jokowi juga membahas masalah investasi industri untuk ekspor energi, kemaritiman, serta bebas visa.

Namun, dari sejumlah pertemuan bilateral, China merupakan negara yang memberikan tawaran kerja sama dan investasi yang paling signifikan bagi Indonesia. “Kesempatan penawaran kerja sama dari China itu tidak boleh dilewatkan oleh pemerintah,” tegas William Henley.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) – Xi Jinping, Presiden Jokowi memastikan keikutsertaan China dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, komitmen investasi untuk pembangunan infrastruktur dari China itu meliputi pembangunan 24 pelabuhan, 15 pelabuhan udara (airport), pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer (km), pembangunan jalan kereta sepanjang 8.700 km, dan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt. Tak hanya itu, China juga akan terlibat dalam pembangunan kereta api (KA) cepat jalur Jakarta – Bandung, dan Jakarta – Surabaya.

Presiden Xi berharap kerja sama infrastruktur dengan Indonesia bisa segera direalisasikan, khususnya untuk proyek-proyek yang telah disepakati. Presiden Xi bahkan berjanji untuk terus meningkatkan investasinya ke Indonesia.

“Komitmen-komitmen bilateral dari sejumlah negara tersebut sangat penting untuk ditindaklanjuti, apalagi untuk pembiayaan sektor infrastruktur yang sumber pendanaanya masih sangat minim dari dalam negeri,” harap William Henley lagi.

Ia mengatakan, tindak lanjut dari komitmen-komitmen investasi tersebut sangat penting. Tak hanya komitmen yang dicapai berbarengan dengan KAA, tetapi juga sejumlah komitmen investasi yang diraih Indonesia sebelumnya. Ini mengingat investasi merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Realisasi investasi Indonesia dalam 10 tahun terakhir masih sangat rendah,” ungkap William Henley mengingatkan.

Mengutip data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Indonesia hanya sebesar 39,4 persen pada kurun waktu 2005 hingga 2014. Dari rencana investasi sebesar  427,99 miliar dollar AS, realisasinya hanya sebesar 168,23 miliar dollar AS.

“Rendahnya realisasi itu menunjukkan tindak lanjut atas rencana investasi yang masih sangat rendah. Untuk itu, pemerintah harus berupaya mewujudkan komitmen-komitmen serta rencana investasi di Indonesia,” ujar William.

Realisasi investasi sejatinya sudah bukan masalah lagi. William menyebut sejumlah perbaikan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung investasi mulai dari dibukanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), hingga sejumlah kemudahan berinvestasi lainnya mulai dari masalah pembebasan lahan hingga insentif pajak.