Nilai ekspor fesyen Indonesia mencapai 12 miliar dolar AS.
Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto mengatakan, industri fesyen merupakan salah satu dari 16 sektor penting, terutama dari sisi penyerapan tenaga kerja. Ekspor fesyen pun mencapai 12 miliar dolar dengan tujuan utama ekspor Amerika, Eropa dan Jepang. Industri ini juga berkontribusi 1,21 persen bagi produk domestik bruto.
“Industri fesyen merupakan ujung rantai industri tekstil dimana fesyen merupakan industri yang punya nilai tambah tinggi karena ada faktor kreativitas dan branding. Ini yang diharapkan negara, dimana industri sandang sudah berdaulat di industri tekstil dan produk tekstil,” cetusnya dalam pembukaan Indonesia Fashion Week 2017, Rabu (1/2).
Beberapa waktu lalu, Kementerian Perindustrian pun meluncurkan layanan dunia digital e-Smart industri kecil menengah, dimana pemasaran produk dan aksesnya bisa dilakukan secara online atau digital. “Sebagian besar dari itu yang laku adalah fesyen, karena itu kami harap industri fesyen bisa meningkatkan ekspor di ASEAN dan bahkan fesyen hijab punya pasar kuat di Timur Tengah,” jelas Airlangga.
Selain itu, tambah Airlangga, pemerintah juga telah memberikan fasilitas kemudahan impor dengan tujuan ekspor. “Ini artinya jika orientasi garmen menggunakan bahan impor akan bisa dapat bea masuk nol persen. Hal ini bisa memberi keuntungan 10-12 persen, sehingga bisa menjadikan fesyen tuan rumah di negara sendiri,” tandasnya.
Indonesia Fashion Week 2017 mengangkat tema Celebrations of Culture dengan mengangkat dan memperkenalkan warisan budaya Indonesia melalui fesyen. Event ini berlangsung pada Rabu, 1 Februari hingga Minggu, 5 Februari 2017 di Jakarta Convention Center. Indonesia Fashion Week 2017 pun ditargetkan dapat menarik minat 150 ribu pengunjung.
[bctt tweet=”Ekspor fesyen mencapai USD 12 M atau 1,21% dari PDB” username=”my_sharing”]

