Agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah berlangsung beberapa minggu terakhir menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Ribuan orang tewas, dimana sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Aksi mengutuk tindakan Israel tersebut pun tak terbatas pada retorika semata. Sebagian orang telah memulai boikot terhadap produk-produk perusahaan yang mendukung Israel. Apa saja produknya? Bagaimana cara mengidentifikasinya dari jutaan produk lain yang tersebar di seluruh dunia?

Lalu, bagaimana cara kerja Buycott? Cukup scan saja barcode produk yang Anda temui di pasar ritel atau supermarket. Aplikasi Buycott akan menentukan siapa produsen atau perusahaan produk tersebut, kemudian melacak jejaknya hingga ke pemilik perusahaan, dan melakukan cross check dengan kampanye yang sedang Anda dukung.
Dalam konteks produk-produk yang dianggap mendukung Israel, Anda akan memperoleh informasi apakah produk tersebut termasuk dalam kategori produk yang diboikot. Aplikasi Buycott pun tidak hanya menyediakan informasi mengenai produk-produk yang diboikot, tetapi juga menampilkan daftar perusahaan yang patut didukung dalam mencapai tujuan kampanye Anda.
Misalnya saja, dalam kampanye teranyar Buycott ‘Long Live Palestine Boycott Israel’ yang dimulai oleh seorang remaja Inggris berakun lukehtfc pada 3 April 2014. Di sana akan terdapat informasi mengenai 4 perusahaan yang perlu didukung dan 45 perusahaan yang diboikot. Jika produk yang Anda scan tidak terdapat dalam database Buycott, Anda akan diminta untuk mengetik nama produk, merek, dan perusahaannya. Perusahaan yang berada dalam daftar Buycott juga dapat berubah seiring waktu sesuai dengan struktur kepemilikan perusahaan.
Kampanye ‘Long Live Palestine Boycott Israel’ sendiri telah menjadi trending campaign dengan dukungan yang terus mengalir mencapai lebih dari 225 ribu pengguna. Kampanye yang dimulai pada bulan April lalu ini mulai meningkat pesat sejak pertengahan Juli 2014, dan terus bertambah setiap harinya.
Developer Buycott, Ivan Pardo, mengisahkan bahwa dirinya baru menyadari ada peningkatan tajam traffic yang tidak biasanya sejak tiga minggu lalu, namun belum ada artikel yang menulis mengenai aplikasi Buycott maupun kampanye boikot Israel di media. “Hal selanjutnya yang saya tahu Buycott berada di peringkat 10 aplikasi teratas di Inggris dan Belanda, dan nomor satu di negara-negara Timur Tengah. Informasinya pun menyebar luas melalui social media,” ujar pemuda asal California ini, sebagaimana dilansir dari laman forbes.com, Kamis (7/8).
Kampanye ‘Long Live Palestine Boycott Israel’ dilatarbelakangi oleh penindasan yang terjadi di Palestina dan bertujuan membantu agar penjajahan yang terjadi di negara itu berakhir. Langkah kampanye Long Live Palestine Boycott Israel dinilai sebagai cara yang damai untuk memberikan tekanan internasional pada Israel dan diharapkan mengikuti langkah sukses boikot atas aksi apartheid di Afrika Selatan beberapa tahun silam. Kampanye boikot ini pun tidak ditujukan pada kelompok etnis atau agama tertentu, melainkan diarahkan pada perusahaan-perusahaan yang dinilai mendukung pendudukan Palestina.
Kampanye ‘Long Live Palestine Boycott Israel’ pun akan terus berlangsung hingga Israel mengakhiri kependudukan di Palestina dan merobohkan pembatas tembok, mengakui hak-hak dasar warga Arab-Palestina, serta menghormati, melindungi dan memberikan hak-hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah dan properti mereka sebagaimana diatur dalam resolusi PBB 194.
Selain kampanye ‘Long Live Palestine Boycott Israel’, terdapat pula kampanye sejenis bertajuk ‘Avoid Israeli Settlement Products’ yang telah dimulai sejak 8 Juni 2013 oleh akun maladeeb. Dalam laman Buycott, kampanye tersebut telah didukung oleh 119.140 pengguna dan berada di urutan kedua dalam trending campaign Buycott.
Pardo sendiri mulai mengembangkan aplikasi Buycott sejak tahun lalu saat menggunakannya untuk memboikot produk-produk perusahaan milik miliuner Koch bersaudara. Kampanye lainnya di Buycott yang nge-trend adalah Demand GMO Labeling, yaitu kampanye untuk mendorong pencantuman bahan-bahan transgenik di kemasan makanan/minuman.
Kampanye ‘Long Live Palestine Boycott Israel’
Companies to Support
– Al Muqadasa Fair Trade Producers Company
– LUSH
– Taybeh Brewing Company
– Zaytoun CIC
Companies to Avoid
| 1 | AB Volvo | 16 | IBM | 31 | Procter&Gamble |
| 2 | Ahava | 17 | Intel | 32 | Revlon |
| 3 | AOL Inc | 18 | Jaffa | 33 | River Island Clothing Company |
| 4 | ASDA | 19 | Johnson&Johnson | 34 | Sabra Hummus |
| 5 | Banana Republic | 20 | Keter Plastic | 35 | Sainsbury |
| 6 | Burger King | 21 | Kimberly Clark | 36 | Siemens |
| 7 | Caterpillar | 22 | La Senza | 37 | Soda Stream |
| 8 | Contico | 23 | Loreal | 38 | Starbucks |
| 9 | Danone | 24 | Marks & Spencer | 39 | Strauss |
| 10 | Delta | 25 | McDonald’s | 40 | Tesco |
| 11 | Eden Foods | 26 | Moroccan Oil | 41 | Teva Pharmaceutical |
| 12 | Estee Lauder | 27 | Motorola | 42 | Timberland |
| 13 | Hadiklaim Israel Date Growers Cooperative | 28 | Nestle | 43 | Coca Cola Company |
| 14 | Hewlett Packard | 29 | Osem | 44 | Tivall |
| 15 | HKS Marketing | 30 | Pampers | 45 | Victoria’s Secret |

