Pemerintah kian gencar mendorong pertumbuhan investor domestik. Demi mencapai tujuan tersebut, sejumlah inisiatif baru pun diperkenalkan.

“Maka caranya adalah bagaimana investor domestik bisa menjadi investor utama, sehingga apabila ada investor asing keluar masuk tetap tidak akan mengganggu volatilitas pasar surat berharga negara,” ujar Loto dalam Investor Gathering 2015, awal pekan ini. Baca: Investor Asing Dominasi Kepemilikan Saham di Indonesia
Selain mendorong investor domestik dari kalangan institusi, pemerintah juga mengharapkan pertumbuhan dari investor domestik ritel. Di tahun ini surat berharga negara ritel yang diterbitkan hanya dua, yaitu sukuk ritel dan obligasi ritel. “Namun, di tahun depan jumlahnya akan kami perbesar sebanyak empat kali dengan dua jenis instrumen,” katanya.
Loto mengungkapkan untuk surat berharga negara ritel pada 2016 terdapat dua jenis instrumen. Pertama, instrumen yang tradable (bisa diperdagangkan) yaitu obligasi ritel dan sukuk ritel. Kedua, instrumen non tradable (tidak diperdagangkan) berupa sukuk tabungan dan saving bond ritel. Baca: Sokong Investor Domestik, Pemerintah Siapkan Ragam Instrumen Ritel
“Untuk jenis instrumen kedua, ada penyempurnaan fitur yang kami lakukan yaitu bisa dicairkan sebelum jatuh tempo, kemudian reference rate juga bergeser dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) rate menjadi BI rate dan instrumen tersebut juga bisa menjadi jaminan,” jelas Loto.

