Penerima manfaat tersebar luas di lima lini konsentrasi program Dompet Dhuafa.
Pada 2 Juli 2017, Dompet Dhuafa genap berusia 24 tahun. Sejak berdiri pada 1993, jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa pun telah mencapai 14.969.836 jiwa. Di usianya yang semakin matang, Dompet Dhuafa mengajak semua pihak bersinergi melanjutkan program-program pemberdayaan yang ada. Menghadirkan kekuatan zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) untuk mengubah kehidupan banyak mustahik.
Terus berkomitmen menyasar pertumbuhan penghimpunan ziswaf, di tahun 2017 Dompet Dhuafa menghadirkan tema Membentang Kebaikan. Setahun terakhir, lebih dari 1,8 juta jiwa tercatat sebagai penerima manfaat dari berkah Ziswaf para donatur.
Jumlah penerima manfaat tersebut tersebar luas di lima lini konsentrasi program Dompet Dhuafa, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dakwah dan kebencanaan. Tentunya, program-program tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dan 40 negara di dunia.
Dalam upaya memperbaiki perekonomian para mustahik, Dompet Dhuafa terus menggali potensi lokal yang ada untuk diberdayakan. Berbagai sektor ekonomi baik jual beli, pertanian, hingga jasa, terus dikembangkan. Kali ini, cerita baru hadir dari bidang pertanian yang mengembangkan potensi sayur organik di Cipanas, Jawa Barat.
Selain itu, hadirnya berbagai layanan kesehatan termasuk rumah sakit dengan layanan prima dan paripurna, menjadi lini pelayanan kesehatan terbaik bagi Dhuafa. Adanya layanan kesehatan dan rumah sakit menjadi langkah baru masyarakat dhuafa untuk meraih sehatnya, tanpa terkendala dana.
Di lini pendidikan, selain menjangkau kawasan perbatasan dan terluar negeri, Dompet Dhuafa juga menghadirkan boarding school SMART Ekselensia Indonesia. Melalui kolaborasi dana Ziswaf, SMART Ekselensia Indonesia menjadi kawah candradmuka siswa dhuafa berprestasi dari seluruh penjuru negeri.
Selain itu, berbagai polemik dari konflik sosial, krisis kemanusiaan, hingga kebencanaan, baik di dalam maupun luar negeri, tak luput dari wilayah jelajah Dompet Dhuafa. Konflik di Suriah, bencana kemanusiaan di Somalia, dan tragedi Marawi, menjadi respon terhangat Dompet Dhuafa akan krisis kemanusiaan. Advokasi dan menggulirkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar menjadi kekuatan respon cepat di lini tersebut.
Penguatan iman dan takwa terhadap Islam, Dompet Dhuafa semai melalui Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa). Dari Cordofa, berbagai dari disebar ke perbatasan, dan mancanegara untuk lebih membumikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Tak hanya itu, di berbagai periode, Cordofa bekerjasama dengan Pelni mengirimkan Dai Samudera untuk mensyiarkan Islam di atas kepal-kapal penghubung antar pulau di Indonesia.
“Di atas adalah sedikit bukti nyata dari kinerja Dompet Dhuafa, dalam mentransformasi dana Ziswaf para donatur menjadi program-program pemberdayaan. Tentu perjuangan Dompet Dhuafa dalam membuka belenggu kemiskinan tak ingin berhenti sampai di sini. Inovasi dan penyegaran program untuk mengubah mustahik menjadi muzaki, perlu kita upayakan bersama. Dukungan dan amanah Ziswaf Anda semua, menjadi penjaga semangat mengubah dhuafa menjadi insan berdaya di tahun-tahun selanjutnya,” tutur Ketua Pengurus Dompet Dhuafa Ismail A. Said dalam keterangan resminya, Senin petang (3/7).

