Jokowi kepada Ulama: Optimislah Soal Indonesia 2030 dan Jadilah Teladan Budi Pekerti!

[sc name="adsensepostbottom"]

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah berpesan agar penyuluh agama menjadi teladan berbudi pekerti bagi masyarakat dan yakin bahwa indonesia tidak akan bubar pada tahun 2030.

“Pikiran positif akan memancarkan aura semangat untuk seluruh umat kita,” kata Presiden Jokowi saat acara yang dihelat di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (14/4/2018).

Menurut Presiden, peran penyuluh agama sangat penting untuk menghadirkan agama yang tentu saja ramah untuk umat maupun kehidupan antarumat beragama.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada para penyuluh agama agar memberikan optimisme kepada masyarakat agar Indonesia makin kuat dan tidak bubar tahun 2030.

Selain itu, penyuluh agama juga merupakan sebagai pemandu umat yang harus dapat menumbuhkan motivasi, harapan dan optimisme, bukan pembimbing yang menakut-nakuti dan menumbuhkan pesimisme.Dalam kunjungan kerjanya itu, Presiden mengatakan agama dan negara harus dapat berjalan beriringan dan saling memperkukuh, bukan untuk saling dipertentangkan.

“Bapak-bapak, ibu-ibu, sampaikan ke masyarakat agar tetap iptimis berikhtiar, beragama, dan negara ini tetap menjadi negara yang besar dan kuat ekonominya,” kata Jokowi, Sabtu (14/4/2018).

Kemudian Jokowi menjelaskan, dari perhitungan beberapa pihak termasuk bank dunia, Indonesia pada tahun 2030 masuk sebagai negara yang perekonomiannya kuat. Dan pada tahun 2045 masuk keempat dunia sebagai negara dengan ekonomi yang kuat.

“Optimisme ini yang dikuatkan, jangan kembangkan prasangka tidak baik, prasangka curiga diantara kita,” tandasnya.

Saat ini, lanjut Jokowi, sebenarnya cukup mudah membedakan kritik dengan cemoohan. Kritik harusnya juga disertai solusi, jika tidak ada solusi artinya hanya menjelek-jelekkan.

“Ini harus disampaikan pada masyarakat, sering tidak bisa bedakan mana yang kritik mana yang mencela, mana kritik mana cemooh, mana kritik mana menjelek-jelekkan. Kritik itu memberi solusi, kalau tidak ada ya menjele-jelekkan. Ini yang tidak boleh dikembangkan dalam kotbah-kotbah agama,” terang Presiden.

Ia pun kembali berharap penyuluh agama bisa memberikan optimisme dan tidak menakut nakuti agar tidak menimbulkan pesimistis pada masyarakat.

“Penyuluh agama adalah pemandu umat, bukan pemandu yang menankut nakuti, menimbulkan pesimisme. Tapi pemandu yang memancarkan aura semangat kepada seluruh umat,” Ucap Jokowi.

“Negara memberikan perlindungan dalam berkeyakinan dan agama memberikan panduan ilahiah bagi masyarakat dalam berperilaku dan bermasyarakat,” kata Presiden yang menambahkan aparat pemerintah dan para pemuka agama harus selalu bekerja sama untuk membangun Indonesia yang kokoh.

Pemuka agama dan aparatur pemerintah diminta terus mengajarkan sikap toleransi dan saling pengertian, serta bersinergi dan bekerja sama kepada seluruh umat.”Bekerja sama untuk meningkatkan saling pengertian antar-agama, antar-etnis dan antar-status sosial,” ujar Presiden.

Presiden mengapresiasi para penyuluh agama se-Jawa Tengah yang hadir pada acara itu tercatat sebanyak 5.711 orang, baik dari perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu.

“Luar biasa, karena saudara-saudara telah memberikan pengorbanan kepada negara, bangsa dan agama. Luar biasa atas komitmen Saudara memperkuat kerukunan bangsa serta luar biasa atas komitmen Saudara untuk memperkokoh NKRI memperkokoh Pancasila serta memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika,” demikian Presiden dalam pernyataan dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Dalam kunjungannya ke Semarang, Presiden dan Ibu Iriana menyempatkan diri mencicipi kuliner khas kota yang juga dikenal sebagai kota pelabuhan tersebut. Kali ini Presiden memilih menu soto untuk santap paginya.

Rumah Makan Soto Ayam Khas Semarang Pak Man menjadi pilihan Presiden untuk sarapan pada hari Sabtu, 14 April 2018. Presiden dan rombongan tiba di rumah makan tersebut pada pukul 07.50 WIB. Sesampainya di rumah makan yang berlokasi di Jalan Pamularsih Raya tersebut, Presiden dan Ibu Iriana disambut langsung pemilik rumah makan, Pak Sholeman.

Pada kesempatan ini, Presiden dan Ibu Negara tampak duduk satu meja dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Wali Kota Semarang Havearita Rahayu. Keempatnya tampak mengobrol santai sambil menyantap sajian yang dihidangkan.

Adapun menu makanan yang disajikan adalah soto ayam, aneka jenis sate, dan gorengan. Presiden pun memilih menyantap semangkuk soto dengan ditemani sate dan tempe goreng.

Selesai menyantap hidangan, Presiden dan rombongan meninggalkan rumah makan sekitar pukul 08.20 WIB. Presiden langsung kembali ke hotel untuk kemudian bersiap melakukan agenda kerja berikutnya, yaitu silaturahmi penyuluh agama se-Provinsi Jawa Tengah di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang.