Kampanye Go For Red Women Lewat Busana Mamita

Kampanye Go For Red Women Lewat Busana Mamita

[sc name="adsensepostbottom"]

Yayasan Jantung Indonesia melakukan kampanye Go For Red Women dengan suguhan gaun merah  bertema Mamita karya disainer Denny Wirawan.

Kampanye Go For Red Women Lewat Busana MamitaMelalui Jakarta Fashion Week (JFW) 2014, Yayasan Jantung Indonesia melakukan pengalangan dana untuk melakukan operasi jantung bagi masyarakat kurang mampu. Pengalanan dana ini bertajuk Go For Red Women atau Perempuan Waspadalah…!

Ini merupakan kampanye kesadaran international yang mengajak kaum perempuan untuk merawat kesehatan jantung, sebelum penyakit itu merenggut nyawa lebih banyak lagi, baik pada keluarga, lingkungan terdekat dan diri kita sendiri.

Ketua III Yayasan Jantung Indonesia, Mia Hanafiah mengatakan, sekarang ini lebih dari 50 negara yang menyuarakan kampanye Go For Red Women. Salah satu kegiatan Go For Red Women yang diselenggarakan oleh Yayasan Jantung Indonesia melalui acara Jakarta Fashion Week (JFW) ini. “Kampanye ini sekaligus merupakan penggalangan dana untuk membantu operasi jantung bagi masyarakat kurang mampu,” kata Mia dalam konferensi pers di JFW 2015 di Senayan City Jakarta, Selasa (4/2014).

Sementara Duta Yayasan Jantung Indonesia, Susan Bachtiar berbagi ilmu tentang gaya hidup kaum wanita saat ini yang ingin disetarakan dengan kaum pria. Gaya hidup seperti banyak mengonsumsi makan cepat saji, merokok atau minum-minuman alkohol memiliki risiko yang tinggi untuk wanita.

Susan menuturkan dengan aktivitas wanita yang berkeluarga, namun tetap berkarir. Maka tingkat stres dalam menata keduanya menjadi salah satu penyebab wanita kini lebih banyak terserang penyakit jantung dan pembuluh darah. “Kebanyakan wanita menyepelekan hal itu karena masih berpikir bahwa pria yang lebih dominan terkena penyakit jantung,” kata Susan.

Simbol dari kampanye ini adalah gaun merah hasil rancangan Denny Wirawan dengan tema Mamita, Spanish Embroidery. Tema ini terinspirasi dari film Matador’s Mistress, kisah nyata seorang legenda matador berlatar belakang Spanyol tahun 40-an.

Denny menuturkan, gaun sebagai gambaran perempuan yang universal dan merah sebagai kesehatan, hidup dan bersemangat tetapi juga sebagai tanda peringatan. “Singkatnya, bukan hanya sekedar gaun merah tetapi merupakan simbol peringatan,” kata Denny.

Lebih lanjut Denny memaparkan, ia sudah mempersiapkan konsep dan produksi dari bulan April, tapi mulai intens untuk pengerjaannya dari bulan Oktober. Ia merasa bahwa pagelaran ini istimewa karena berkesempatan lagi untuk bisa bekerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia. “Terasa lebih spesial karena bisa menampilkan karya saya yang lebih utuh dalam kampanye Go For Red Women ini,” tuturnya.

Pangelaran busananya menyuguhkan 50 koleksi spring summer 2015 milik Denny, terdiri dari busana ready to wear de lux, mulai dari day wear, cocktail hingga evening wear. Kesan Spanyol tahun 40-an ditampilkan dengan ruffles, motif print dan polkadot serta potongan renda kekhasan pakaian matador.

Selain para model dan selebiritis, yang tampil melantai di JFW 2015 juga mengandeng para sosialita. Sekitar 10 sosialitas akan berlenggak-lenggok memperagakan busana bertema Mamita karya Denny Wirawan. Diantaranya Wanda Ponika, wanita pengusaha perhiasan, Anadita Makes, direktur Passionnee Bread & Pastry, Rosaline Stella Lie, direktur PT Savillas Consultants Indonesia dan Dinna Satar, pengusaha.