kantin sehat ajinimoto

Kantin Sehat Ajinomoto Fokus di Jakarta dan Bogor

[sc name="adsensepostbottom"]

Ajinomoto bersama dengan Rumah Zakat bersinergi membangun Kantin Sehat Ajinomoto yang berupa program pemberdayaan gizi dan kesehatan siswa sekolah dasar untuk gizi seimbang. Namun saat ini program tersebut baru difokuskan di daerah Jakarta dan Bogor.

kantin sehat ajinimoto
Suasana peluncuran Kantin Sehat Ajinomoto bekerjasama dengan Rumah Zakat di Jakarta, (4/12). Foto: MySharing

Department Manager Public Relation Ajinomoto Indonesia, M Fachrurozy, mengatakan saat ini pihaknya memang baru menjalankan program Kantin Sehat Ajinomoto di Jakarta dan Bogor karena akan melihat perkembangan program eksisting terlebih dulu. “Kami melihat situasi dan kondisi bagaimana program ini akan berjalan dan kami akan evaluasi, jadi kalau ke kota lain belum dulu, kami mencoba di Jakarta dan Bogor dulu,” kata Fachrurozy, dalam Launching Kantin Sehat Ajinomoto di SD Juara Jakarta Timur, Kamis (4/12).

Ia menambahkan semua makanan yang disediakan Kantin Sehat Ajinomoto gratis bagi siswa. Dananya berasal dari alokasi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Ajinomoto yang akan dikelola oleh Rumah Zakat. “Total dana yang dialokasikan rahasia, tapi cukup untuk program selama tiga tahun,” ujar Fachrurozy. Baca juga: Rumah Zakat Bidik Dana Zakat Rp 1 Triliun

Selain menyediakan Kantin Sehat Ajinomoto, pihaknya juga akan membantu pelatihan yang beragam bersama dengan Rumah Zakat. “Kami punya Dapur Umami dan guru akan kami undang bagaimana membuat makanan sehat dan juga memberi pengetahuan produk Ajinomoto,” imbuhnya.

Sementara, Direktur Funding Rumah Zakat, Pamungkas Hendra Kusuma, mengatakan pada dasarnya program ini memberikan pengetahuan tentang gizi seimbang. “Karena bisa saja uang punya tapi tidak tahu gizi bisa kurang atau lebih, atau makanan sudah bagus tapi disajikan sembarangan dan tidak cuci tangan jadi tidak sehat. Program ini juga berupaa meningkatkan aktivitas fisik anak-anak,” papar Pamungkas.

Ada tiga tahap program yang akan dijalani masing-masing selama satu tahun. Tahap pertama adalah inisiasi pengenalan mengenai kesehatan, tahap dua sustainability yang mengarah pada kebiasaan hidup sehat, dan tahap tiga adalah community development yaitu kemandirian sehat. “Selain memberi edukasi untuk anak-anak, guru dan pedagang sekitar sekolah, akan ada peningkatan aktivitas fisik untuk membuat anak sekolah lebih aktif, bugar, sehat dan lebih terjaga status gizinya. Kami juga akan melakukan pemantauan status gizi anak dengan pengukuran tinggi dan berat badan dan asupan makanan secara periodik,” jelas Pamungkas.

Pihaknya pun memilih siswa tingkat SD sebagai sasaran program karena anak-anak sudah mulai bisa diarahkan, merupakan periode usia untuk mencapai akselerasi prestasi, dan bisa diintervensi sejak dini. Hasil akhir yang diharapkan adalah gizi seimbang, menurunnya prevalensi gizi kurang dan lebih, meningkatnya pengetahuan gizi, dan terciptanya gaya hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan aman serta melakukan aktivitas fisik.