perbankan syariah

Kawasan Teluk Kuasai Pangsa Bank Syariah Global

[sc name="adsensepostbottom"]

Ernst & Young (EY) mencatat aset industri perbankan syariah global pada 2015 melampaui 920 miliar dolar AS.

globalislamicbankilusBaru-baru ini EY menerbitkan studi bertajuk ‘World Islamic Banking Competitiveness Report 2016’, yang memuat analisis terhadap 69 bank syariah dan 45 bank konvensional di Bahrain, Qatar, Indonesia, Arab Saudi, Malaysia, Uni Emirat Arab, Turki, Kuwait dan Pakistan. Secara keseluruhan aset perbankan syariah dari 2010-2014 rata-rata tumbuh 16 persen per tahun.

Laporan tersebut mencatat aset bank syariah global telah mencapai 920 miliar dolar AS dan diperkirakan akan sebesar 1,6 triliun dolar AS pada 2020. Dari pencapaian aset hingga 2015, perbankan syariah di kawasan Teluk mendominasi pangsa pasar global dengan total aset 606 miliar dolar AS, atau 34 persen. Ini diikuti dengan perbankan syariah di Asia Tenggara dengan total aset sekira 159 miliar dolar AS, atau sebesar 13 persen.

Sementara jika dilihat per negara, Arab Saudi memiliki kontribusi terbesar terhadap perbankan syariah global. Pangsa pasarnya mencapai 33 persen di level global, sedangkan di level domestik pangsa perbankan syariah sebesar 51,2 persen. Di posisi kedua ada Malaysia dengan kontribusi pangsa global 15,5 persen, dan pangsa bank syariah domestik mencapai 21,3 persen. Baca: Yuk Mengenal Prinsip Bank Syariah!

Di tempat ketiga adalah Uni Emirat Arab yang menyumbang pangsa bank syariah global sebesar 14,5 persen, diikuti oleh Kuwait 10,1 persen. Indonesia sendiri ada di peringkat tujuh dengan kontribusi global sebesar 2,5 persen. Sedangkan, yang berada di posisi buncit adalah Pakistan dengan kontribusi global sebesar 1,4 persen, meski pangsa perbankan syariah di negaranya mencapai 10,4 persen.

[bctt tweet=”Aset #BankSyariah global mencapai USD 920 M, diperkirakan akan jadi USD 1,6 T di 2020 ” via=”no”]

Direktur Global Islamic Banking Centre EY Muzammil Kasbati mengatakan, kondisi ekonomi eksternal kian sulit dengan anjloknya harga minyak dunia, sehingga berdampak pada likuiditas perbankan dan belanja infrastruktur. “Namun, perbankan syariah berada di posisi yang lebih baik untuk menghadapinya karena natur neraca, produk, dan operasinya lebih sederhana,” jelasnya.

Dok EY
Dok EY