Kenya membuka diri bagi penerbitan sukuk di masa mendatang. Langkah tersebut menjadi salah satu bagian dalam upaya mendiversifikasi basis investor.

Menteri Keuangan Kenya, Henry Rotich, mengatakan defisit belanja negaranya diperkirakan mencapai 342 miliar shilling (3,9 miliar dolar AS). Untuk menutupi defisit tersebut, pembiayaan eksternal akan membiayai sekitar 150 miliar shillings (3,2 persen dari produk domestik bruto), dan domestik meng-cover 191 miliar shillings. Sebelumnya Kenya telah sukses menerbitkan Eurobond dengan total 2 miliar dolar AS.
“Pada tahun finansial berikutnya kami memiliki sejumlah program peminjaman eksternal melalui pasar modal internasional, tetapi kami akan mendiversifikasi instrumennya. Tidak harus berupa Eurobond, kami mungkin akan melihat produk investasi lainnya seperti sukuk atau obligasi diaspora, atau menerbitkan obligasi dengan mata uang berbeda. Tujuannya adalah memperluas basis investor,” kata Rotich, sebagaimana dilansir dari businessdayonline.com, Jumat (27/6).
Kenya telah menerbitkan Eurobond bertenor lima tahun sebesar 500 juta dolar dengan yield 5,8 persen, dan Eurobond senilai 1,5 miliar dolar AS yang jatuh tempo pada 2024 dengan yield 6,8 persen. Dana tersebut diantaranya digunakan untuk membayar sindikasi dan pengembangan infrastruktur sebesar 600 juta dolar AS.
Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, pun menegaskan bahwa pihaknya akan lebih mengakses pembiayaan eksternal, dan akan mulai mengurangi pinjaman dari pasar domestik pada tahun 2014-2015. “Dengan demikian akan membantu menurunkan suku bunga di pasar dalam negeri, sehingga mendorong investasi, pertumbuhan ekonomi, dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kenya,” kata Kenyatta, dikutip dari brecorder.com. Pemerintah Kenya memperkirakan defisit anggaran belanja tahun 2014/2015 sekitar 7,4 persen dari produk domestik bruto.
Baru-baru ini, pemerintah Inggris sukses meraup dana dari penerbitan sukuk senilai 200 juta poundsterling, dan mengalami kelebihan permintaan lebih dari 10 kali dengan nilai 2,3 miliar pounsterling. Selain Inggris, negara lainnya yang dikabarkan tengah merencanakan untuk menerbitkan sukuk adalah Afrika Selatan dan Hong Kong. Sementara Luxembourg juga telah bersiap menerbitkan sukuk senilai 200 juta euro tahun ini.

