PHOTO: ILLUSTRATION: BRUCE MACPHERSON. Dok. WSJ

Ketika Pemain NBA Ketagihan Makanan Halal

[sc name="adsensepostbottom"]

Saat ini ada lebih dari 8000 restoran halal di Amerika.

PHOTO: ILLUSTRATION: BRUCE MACPHERSON. Dok. WSJ
PHOTO: ILLUSTRATION: BRUCE MACPHERSON. Dok. WSJ

Ada yang berbeda dengan ruang ganti pemain klub NBA Oklahoma City Thunder saat pertandingan usai. Jika biasanya meja di ruang ganti dipenuhi dengan makan malam tradisional Amerika atau makanan diet, kali ini meja makan di ruang ganti Thunder diisi dengan makanan halal seperti kebab ayam dan domba.

Sosok yang menghadirkan revolusi kuliner di ruang ganti Thunder bukanlah pemain inti seperti Kevin Durant atau Russell Westbrook. Namun, pemain cadangan bernama Enes Kanter, seorang Muslim yang lahir di Turki. Eksekutif Thunder pun mulai mengakomodasi kebutuhan Kanter ketika memutuskan untuk mengontraknya tahun lalu.

Langkah konkrit Thunder untuk mengakomodasi kebutuhan Kanter diantaranya adalah dengan menyediakan ruang solat. Kanter dapat menggunakan ruang kantor pemilik Thunder Clay Bennett sebagai ruang solat, dimana ia menggelar handuk sebagai sajadah. Tak hanya itu, tim Oklahoma City Thunder juga memastikan makanan yang diasup Kanter sesuai dengan standar halal. Koki masak di Thunder pun mulai memasak makanan halal dengan peralatan masak terpisah.

Namun, tak ada yang mengira peristiwa yang terjadi selanjutnya, ketika suatu hari pemain tengah Thunder Steven Adams meminta Kanter untuk berbagi makan malamnya pascapertandingan. “Saya hanya mengatakan bahwa saya memakan makanannya, jadi saya meminta staf untuk memesan lagi,” kata Adams, dilansir dari laman Wall Street Journal, Selasa (3/5).

Adams pun punya alasan berbeda dengan Kanter yang menyantap makan malam halal karena mengikuti ajaran agamanya. “Saya memakannya karena rasanya enak,” tukasnya. Selain dia, Westbrook dan Serge Ibaka pun ikut-ikutan memakan makanan halal milik Kanter.

Tak lama kemudian, ofisial Thunder mulai berselancar di internet untuk mencari restoran Timur Tengah dan Turki di kota-kota lainnya ketika mereka bermain tandang. “Ini menjadi seperti pesta kecil. Setiap orang ingin mencuri makanan Enes,” ujar Direktur Medis Thunder Donnie Strack.

Setelah Kanter menjalani satu musim penuh di Oklahoma City, tim Thunder kini punya varian restoran halal di kota-kota yang dikunjunginya. Pemain Thunder pun mulai menjadi kritikus makanan. “Boston adalah yang terbaik. Saya tidak tahu apa saja yang lima teratas, tapi Boston jelas nomor 1 (soal makanan halal),” jelas Adams.

Di masa kini memang lebih mudah mencari makanan halal dari sebelumnya. Founder Zabihah, laman panduan restoran halal di Amerika, Shahed Amanullah mengungkapkan, ketika ia mulai mengaktifkan situsnya pada 1998 hanya ada 200 restoran halal di database-nya. “Sekarang ada lebih dari 8000 restoran,” cetusnya.