Ada tiga faktor menonjol yang akan mendorong industri keuangan syariah Indonesia. Apa saja?
Head of Islamic Finance Thomson Reuters Mustafa Adil memaparkan sejumlah temuan yang membuat pasar keuangan syariah Indonesia terlihat atraktif di tataran global. “Meningkatnya konsumsi dan bankability konsumen akan mentransformasi pertumbuhan keuangan syariah Indonesia,” katanya di World Islamic Economic Forum ke-12, pekan lalu.
Menurut dia, ada tiga faktor menonjol yang akan kian mendorong industri keuangan syariah tanah air, yaitu hadirnya masterplan dan Komite Nasional Keuangan Syariah, demografi populasi muda Indonesia dan iklim investasi Indonesia yang semakin menarik. “Kami mendengar ada Masterplan Keuangan Syariah Indonesia dan KNKS yang akan berperan aktif untuk mendukung pelaku, sehingga industri beroperasi di iklim yang kondusif,” papar Mustafa.
Faktor lainnya adalah keunggulan demografi populasi Indonesia yang mayoritas merupakan kaum muslim berusia muda. “Konsumen ini sensitif terhadap nilai syariah dan keuangan syariah. Dengan meningkatnya konsumen ini menjadi motor utama pertumbuhan keuangan syariah ke depannya,” jelas dia.
Di sisi lain, lanjut dia, produk investasi syariah Indonesia juga semakin mampu menarik investor, baik domestik maupun luar negeri. “Investor datang dengan menempatkan sahamnya di lembaga keuangan syariah, mendirikan lembaga keuangan syariah baru, hingga pembiayaan infrastruktur. Ini akan tumbuh besar dan mendorong pertumbuhan keuangan syariah Indonesia,” tukas Mustafa.
Selain itu, tambah Mustafa, pertumbuhan industri perbankan syariah Indonesia juga tampil atraktif sejak 2010 dengan rerata pertumbuhan 20 persen per tahun. “Ini menarik dan menunjukkan pesan positif dan potensi untuk segmen ini ke arah yang lebih baik. Industri perbankan syariah akan terus tumbuh di masa mendatang,” tandasnya.

