Perekonomian memiliki setiap siklus. Kapan waktu terbaik untuk berinvestasi?

Menurutnya, saat memutuskan untuk berinvestasi calon investor harus mengetahui timing siklus ekonomi. Tahun ini pun dinilainya menjadi tahun tepat untuk berinvestasi. Jimmy memaparkan pada 2015 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami puncak hingga mencapai angka 5000, tapi kemudian terus anjlok. “Tahun ini saatnya pemulihan. Itu berarti 2017 adalah tahun puncak, jangan sampai kehilangan timing,” cetusnya.
Ia menilai di masa pemulihan ini adalah saat yang bagus untuk mulai berinvestasi. Jika calon investor tidak punya kemampuan analisa dan waktu untuk berinvestasi di saham, reksa dana saham dapat menjadi pilihan. “Tahun ini adalah tahun recovery, maka prospek reksa dana bagus,” ujar Jimmy.
Jika investor memutuskan untuk berinvestasi di reksa dana, akan ada manajer investasi profesional yang mengelola dan memilihkan saham, sehingga investor tidak perlu repot. “Di reksa dana ini investasi juga bisa mulai dari Rp 100 ribu, lebih terjangkau daripada beli saham langsung yang harus satu lot,” jelas Jimmy.
Jimmy memaparkan investasi di reksa dana terbagi berdasar profil risiko yaitu konservatif, moderat dan pengambil risiko. Ia pun menyarankan investasi di reksa dana harus disesuaikan dengan profil risiko dan sebagai pemula hendaknya memulai dari jenis reksa dana dengan risiko yang lebih rendah. “Lebih baik mulai dari risiko rendah, kenali dulu. Tapi yang sering terjadi investor ingin langsung ngejos, itu kan keputusan sendiri,” katanya, sembari menyarankan porsi investasi maksimal 20 persen dari pendapatan.
[bctt tweet=”Tahun ini saatnya pemulihan investasi di pasar modal, 2017 bisa jadi puncaknya, jangan sampai kehilangan timing” via=”no”]

